![]() |
Mbah Slamet didampingi asistennya di depan Punden Watu Gilang (Foto : Sigit R) |
KARANGANYAR, INDEPNews ; Dusun
Pancot, Desa Kalisoro tampak sibuk, Terlihat Pria dan Wanita berlalu
lalang, benar saja, ternyata di dusun yang berhawa sejuk itu sedang
punya gawe. yaitu pelaksanaan tradisi “MANDASIYA” sebuah tradisi yang
dipercaya oleh penduduk setempat untuk memohon perlindungan dan
keselamatan kepada Sang Maha Pencipta.
Selepas duhur sudah banyak warga yang datang, baik penduduk dusun setempat maupun dari luar dusun yang berdatangan di Punden Balai Pathoan pusat kegiatan dilangsungkan yang terletak ditengah pemukiman padat penduduk masuk wilayah Kec. Tawangmangu.
Jam 14:00 acara dibuka dengan pagelaran 3 group reog yang tampil secara bergantian. dilanjutkan dengan prosesi Badegan yaitu menyiram batu punden watu gilang dengan menggunakan badeg atau air tape. Disusul dengan prosesi pelepasan tukon yang berupa ayam oleh warga. Ayam yang sudah dilepas tidak boleh ditangkap lagi oleh penduduk dusun setempat dan hanya boleh ditangkap kembali oleh penonton yang notabene harus bukan warga dusun pancot.
Kemeriahanpun terjadi, saat pengunjung dengan semangat mengejar dan saling berebut untuk bisa menangkap ayam yang terlepas. Tak dapat dihindari gelak tawa keceriaan-pun tergambar di sana-sini, karena ayam-ayam yang mau ditangkap berlari kesana kemari sehingga terjadilah kejar-kejaran pengunjung berusaha mendapatkan ayam. Bahkan sering terjadi 1 ekor ayam dikejar 3-4 orang, sehingga jadi bahan tertawaan penonton yang menyaksikan. Ayam yang tertangkap boleh dibawa pulang oleh penangkapnya. Ada sekitar 30 ekor ayam dilepaskan pada pelaksanaan kali ini.
Mbah
Slamet, salah seorang sesepuh dusun Pancot mengatakan, “tradisi
Mandasiya sudah turun temurun dilakukan dan selalu menyedot pengunjung
banyak sekali, selain tujuan inti tradisi ini adalah untuk memohon
perlindungan dan keselamatan dari Tuhan YME juga dimaksutkan sebagai
ajang silaturahim antar warga untuk selalu menjaga kerukunan dan yang
jelas untuk melestarikan tradisi warisan leluhur, Mandasiya dilakukan
setiap hari Selasa Kliwon yang jatuh pada wuku mandasiya, itulah
sebabnya tradisi ini disebut mandasiya” kata Slamet, secara rinci Slamet
yang saat itu didampingi Asistennya menjelaskan bahwa sebenarnya
rangkaian acara sudah dimulai sejak hari Minggu, diawali dengan
pengumpulan beras dari warga, pemasangan sajen-sajen (sesaji Red.),
penyembelihan kambing dll dan puncaknya adalah hari selasa Kliwon ini”
lanjut Slamet.
Pada kesempatan yang sama Slamet berharap acara yang dihelat 6 bulan sekali itu nantinya bisa jadi agenda budaya untuk menarik minat wisatawan karena tidak jarang touris asing-pun banyak yang datang menyaksikan.
Bambang salah satu pengunjung yang ikut ambil bagian berebut ayam saat dimintai pendapat tentang kegiatan itu mengaku senang bisa menyaksikan acara unik itu “senang mas meriah sekali, apalagi bisa ikut berburu ayam, kalau dapet kan lumayan bisa dimasak sama teman-teman nanti malam” kata bambang sambil menjinjing seekor ayam yang berhasil ditangkapnya. Rangkaian acara itu berakhir menjelang mahgrib setelah dilakukan doa bersama. (Sigit R)
Selepas duhur sudah banyak warga yang datang, baik penduduk dusun setempat maupun dari luar dusun yang berdatangan di Punden Balai Pathoan pusat kegiatan dilangsungkan yang terletak ditengah pemukiman padat penduduk masuk wilayah Kec. Tawangmangu.
Jam 14:00 acara dibuka dengan pagelaran 3 group reog yang tampil secara bergantian. dilanjutkan dengan prosesi Badegan yaitu menyiram batu punden watu gilang dengan menggunakan badeg atau air tape. Disusul dengan prosesi pelepasan tukon yang berupa ayam oleh warga. Ayam yang sudah dilepas tidak boleh ditangkap lagi oleh penduduk dusun setempat dan hanya boleh ditangkap kembali oleh penonton yang notabene harus bukan warga dusun pancot.
Kemeriahanpun terjadi, saat pengunjung dengan semangat mengejar dan saling berebut untuk bisa menangkap ayam yang terlepas. Tak dapat dihindari gelak tawa keceriaan-pun tergambar di sana-sini, karena ayam-ayam yang mau ditangkap berlari kesana kemari sehingga terjadilah kejar-kejaran pengunjung berusaha mendapatkan ayam. Bahkan sering terjadi 1 ekor ayam dikejar 3-4 orang, sehingga jadi bahan tertawaan penonton yang menyaksikan. Ayam yang tertangkap boleh dibawa pulang oleh penangkapnya. Ada sekitar 30 ekor ayam dilepaskan pada pelaksanaan kali ini.
![]() |
Sesajen Mandasiya (Foto : Sigit R) |
Pada kesempatan yang sama Slamet berharap acara yang dihelat 6 bulan sekali itu nantinya bisa jadi agenda budaya untuk menarik minat wisatawan karena tidak jarang touris asing-pun banyak yang datang menyaksikan.
Bambang salah satu pengunjung yang ikut ambil bagian berebut ayam saat dimintai pendapat tentang kegiatan itu mengaku senang bisa menyaksikan acara unik itu “senang mas meriah sekali, apalagi bisa ikut berburu ayam, kalau dapet kan lumayan bisa dimasak sama teman-teman nanti malam” kata bambang sambil menjinjing seekor ayam yang berhasil ditangkapnya. Rangkaian acara itu berakhir menjelang mahgrib setelah dilakukan doa bersama. (Sigit R)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !