![]() |
| Petugas Dinkes saat melakukan penyemprotan “Fogging” (Foto : Sumanto) |
“Penyakit BDB sejak bulan Oktober lalu melonjak. Bahkan rentang waktu dua pekan terakhir, sudah dilaporkan ada tujuh kasus. Kondisi penderita BDB semakin parah jika penyakit tersebut telah memasuki fase dengue shock syndruome (DSS)," ungkap Kasi Pencegahan Penyakit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Heri Martanto, Rabu (16/1).
Dijelaskan, penyebab melonjaknya kasus DBD pada kali ini karena memang musim yang ekstrim dan tidak mudah untuk ditebak. Curah hujan yang cukup tinggi membuat saranga nyamuk berada di mana-mana.
“Hujan menyebabkan banyak terjadinya genangan air yang menjadi salah satu tempat favorit nyamuk bersarang. Cuaca seperti ini juga membuat pertumbuhan nyamuk semakin cepat dan bertambah banyak. Karena penetasan telur juga semakin cepat,” tambahnya.
Menurutnya, meningkatnya jumlah kasus yang ditemukan di masyarakat belum sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Karena daerah yang menjadi seranga nyamuk masih hampir sama dari tahun sebelumnya. Kenaikan kasus masih mengacu pada fluktuasi tahunan. Pada dataran tinggi, seperti lereng Gunung Merapi belum ditemukan sehingga belum ada perubahan pola serangan nyamuk. Faktor musim menjadi dominan dalam mempengaruhi kenaikan kasus DBD.
Lebih lanjut disebutkan, budaya hidup besih dan sehat di tengah masyarakat masih kurang. Kondisi ini membuat nyamuk mudah masuk ke daerah yang menjadi aktivitas masyarakat seperti tempat kerja, kamar tidur dan ruang makan. Karena itu, pihaknya menghimbau agar warga tetap menggerakan pembersihan sarang nyamuk (PSN). Langkah tersebut menjadi salah satu solusi ampuh dalam mencegah penyebaran DBD.
"Beberapa desa sudah dilakukan penyemprotan, antara lain Desa Rejoso, Jogonalan, dan Desa Krakitan, Kecamatan Bayat," ujar dia, seraya mengatakan hal itu dilakukan karena banyak warga yang masuk rumah sakit.
Kondisi cuaca yang masih belum menentu hingga bulan Januari 2012 ini dia berharap kepada masyarakat harus tetap waspada dengan ancaman DBD. Berbagai langkah telah dilakukan Dinkes untuk mencegah penyebaran yaitu dengan melakukan fogging (penyemprotan). Namun demikian yang paling efektif adalah membiasakan untuk hidup bersih dan sehat. (Anto)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !