![]() |
| ilustrasi meteran PDAM : INDEPNEWS.Com |
"Dengan dua meteran pengukuran dengan kondisi rusak tersebut, tim tidak bisa memantau debit air dari Umbul Cokro yang dipasok ke wilayah Solo,” ungkap Ketua Komisi II DPRD Klaten, Andi Purnomo.
Lebih lanjut disebutkan, tim juga menemukan fakta yang cukup mengejutkan. Karena bisa dipastikan, sejak tahun 2007 silam yang tanpa meteran pengukur debit air tersebut tak bisa diketahui, debit air yang dipasok ke Solo lebih besar dari yang mereka klaim sebesar 387 liter/detik.
Ungkapan senada disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi II DPRD Klaten, Sunarto yang menyayangkan tidak adanya upaya perbaikan meteran oleh PDAM Solo. Padahal dengan tidak adanya meteran tersebut, pihaknya sulit untuk mengukur dan membagi air untuk wilayah Solo dan pertanian di wilayah Klaten.
Pihaknya mengaku, banyak mendapat keluhan dari petani terkait lahan pertanian mereka yang kekeringan saat musim kemarau tiba. Sehingga tanpa adanya meteran tersebut, pihaknya sulit untuk membagi air.
Terpisah, Kepala urusan (Kaur) Instalasi dan Produksi Luar Kota PDAM Solo, Tri Waluyo, mengatakan meteran yang rusak tersebut sedang dalam perbaikan di Bandung. Meski demikian, Tri Waluyo mengaku tidak mengetahui mengapa perbaikan tersebut memakan waktu yang cukup lama. Menurutnya, rentang tahun 2005 hingga 2007, meteran dalam kondisi baik. Setelah mengalami kerusakan, hingga sekarang ini belum dipasang kembali. (Anto)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !