![]() |
| Jusuf Kalla menyampaikan sambutannya dengan mengajak umat untuk memaknai peran masjid lebih dari sekedar tempat ibadah ritual |
BANDUNG - INDEPNEWS.Com : Jusuf Kalla hadir dalam
Pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) V Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Barat
di Bandung pada Selasa 5 November 2013. Dalam kesempatan ini, mantan Wakil
Presiden ini menyampaikan sambutannya dengan mengajak umat untuk memaknai peran
masjid lebih dari sekedar tempat ibadah ritual.
Menurut JK bahwa masjid sejatinya
memiliki peran lebih dan sentral di masyarakat. “Masjid itu tempat
menyelesaikan masalah masyarakat karena masjid berada di tengah-tengah
masyarakat. Masjid lebih menyatukan,” kata JK.
Secara khusus, masjid memiliki peran
pemersatu umat yang tidak dimiliki oleh rumah ibadah umat lain. Masjid itu,
menurut JK, hanya memiliki satu waktu ibadah yang sama bagi umatnya.
“Di masjid pasti satu waktu beribadah.
Misalnya Jumatan. Waktunya akan sama yakni sekitar jam 12 saja,” tutur JK.
Lebih lanjut, Ketua Umum Pimpinan Pusat DMI ini menekankan kembali
semboyan organisasi yang dipimpinnya itu yakni masjid bukan hanya perlu
dimakmurkan tetapi harus juga memakmurkan masyarakat.
“Jangan masjid itu indah tapi daerah
sekitarnya kumuh ,” papar JK.
Ceritanya, dia pernah lihat sebuah masjid yang kotak amalnya
digembok dirantai. Menurutnya, sebuah dakwah masjid dianggap berhasil jika
masjid itu terbuka dan tak akan ada yang mau mencuri peralatan masjidnya.
Dalam rangka upayanya mewujudkan semangat ‘dimakmurkan dan
dimakmurkan masjid,’ JK menilai bahwa dakwah itu harus diatur materinya. Jadi
dakwah akan lebih memiliki dampak yang mengena dan teratur perkembangannya. JK
memimpikan masjid -masjid di Indonesia harus jadi semacam supermarket layanan
seperti ekonomi, pendidikan, kebersihan dan kesehatan.
Baru-baru ini, JK bersemangat untuk meng-install cabang bank
syariah di masjid-masjid di Indonesia. Selanjutnya, JK menyatakan kalau
suksesnya dakwah sebuah masjid bisa diukur dengan interaksi dengan jamaahnya
bagus atau tidak.
“50 persen lebih jamaah masjid di Indonesia tidak bisa mendengar
khotbah karena penataan akustiknya yang tidak bagus,” papar JK.
Saat ini, DMI sedang menjalankan perbaikan 50 ribu sound system
masjid di seluruh Indonesia. JK nyatakan bahwa sebaik-baiknya dai kalau sound
systemnya jelek, maka dakwahnya akan kurang nilainya.
“Sayang sekali kalau dainya sudah bagus, tapi jamaahnya ngantuk
semuanya,” jelas JK di hadapan 1200-an peserta pembukaan Muswil tersebut.
Selain itu, program kerja DMI yang saat ini sedang berjalan adalah
pengadaan 100 mobil pelayanan perbaikan masjid untuk seluruh daerah Indonesia.
Provinsi Jawa Barat sendiri mendapat jatah 10 karena memang jumlah masjidnya
paling banyak dibanding provinsi lainnya.
Selain program ini, dibwah arahan JK, DMI
kini juga menyelenggarakan pelatihan bagi teknisi-teknisi masjid untuk lebih
ahli dalam mengatur tata suara masjid sehingga manfaat dakwah makin nyata bagi
masyarakat. [HA]


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !