![]() |
| Emerson Yuntho, Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) |
Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho, menyayangkan jawaban pasangan Capres yang diusung poros Partai Gerindra tersebut yang menekankan penyelesaian korupsi adalah tidak mencuri uang negara baik APBN atau APBD.
"Solusi jangan korupsi hanya jangan ambil uang APBN (dan) APBD saya agak khawatir jangan-jangan pemahaman itu korupsi dari Prahara (Prabowo-Hatta, red) itu tidak terlalu kuat. Bicara korupsi tidak hanya soal mengambil uang rakyat.
Tapi ada juga suap menyuap gratifikasi dan sebagainya," beber Emerson saat Diskusi Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia, 'Evaluasi Debat Capres Putaran Pertama' di Kedai Kopi Deli, Jakarta, Selasa (10/6/2014).
Emerson mengaku khawatir pasangan Prabowo-Hatta memaknai korupsi hanya mengambil uang negara tapi melegalkan praktik-praktik penyuapan atau gratifikasi terhadap penyelenggaraan negara.
Emerson juga mengkritisi mengenai jawaban-jawaban Prabowo-Hatta mengenai unsur penegakan hukum di Indonesia. Menurut Emerson, jawaban keduanya sangat normatif dan sederhana.
"Pertanyaan soal penegakan hukum dia sadar betul fenomena penegakan hukum tajam ke bawah tumpul ke bawah. Itu hanya normatif. Bagaimana Pak Hatta Rajasa dengan putranya Rasyid Rajasa. Bagaimana isu besar soal Prabowo terkait isu pelanggaran HAM," kata dia.
Sebelumnya, Rasyid Amrullah Rajasa (22) putra Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa divonis lima bulan penjara dengan masa percobaan enam bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin (25/3/2013) dalam kasus kecelakaan yang melibatkan dirinya.
Rasyid merupakan tersangka kasus kecelakaan lalu lintas antara BMW X5 dengan Daihatsu Luxio di Tol Jagorawi yang menewaskan 2 orang, 1 Januari 2013 lalu. (TRIBUNnews.com/Eri Komar Sinaga)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !