![]() |
Andreas Hugo Pareira |
"Gelombang perubahan tidak tertahankan lagi, rakyat semakin sadar hak. Jika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tidak menyadari hal ini, ketinggalan kereta," tegas Ketua DPP PDIP Perjuangan Bidang Luar Negeri, Andreas Hugo Pareira, Senin (31/3).
Andreas mengatakan, dalam gelombang perubahan, ada dua pilihan bagi seperti diplomat karir RM Marty M Natalegawa. Pertama, tetap setia pada negara dan bangsa, atau menjadi perpanjangan tangan penguasa.
Jika menjadi perpanjangan tangan penguasa, ketika penguasa berganti, maka pengabdian berakhir pula. Ini logika sederhana, bukan sesuatu yang sulit dipahami para diplomat.
"Maka kami dari PDI Perjuangan mengamati Menlu Marti dengan cermat, apakah mengabdi kepada bangsa atau mengabdi pada partai tertentu. Hal pasti, perubahan tidak terbendung," katanya.
Menurut Andreas, Menlu Marti tentu saja banyak pengalaman dan wawasan internasional, bagaimana perjalanan sebuah bangsa untuk memuwujudkan perubahan, apakah bisa dibendung atau tidak.
Logikanya, Kemlu sebagai kementerian yang tampil di dunia tanpa embel-embel partai, seharusnya tidak dipengari oleh penguasa. Bagi seorang Menlu, kesetiaan hanya pada bangsa dan negara, bukan pada penguasa. (sm)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !