![]() |
| Ilustrasi petugas pemadam kebakaran saat beraksi (Dok : Redaksi) |
Melihat ada anak yang menangis, seorang petugas pemadam kebakaran (PMK) Aldo mengatakan, adik-adik tidak usah takut, apa yang dipakainya adalah pakaian standart yang harus dipakai saat melakukan pemadaman api. Ini dilakukan, biar tubuh petugas terlindungi dari api.
Hal itu disampaikan Aldo (27), kepada murid-murid play grup dan TK De’Vastu Sekarsuli Klaten Tengah. Kendati ada anak yang menangis, namun puluhan anak lainnya tampak menikmati penjelasan profesi pemadam kebakaran. Tak sedikit diantara mereka mengacungkan jari untuk bertanya, dan sebagian lainnya maju ke depan untuk mencoba beberapa peralatan pemadam kebakaran.
“Itu alat untuk memadamkan api ya, pak?” tanya seorang murid sambil menunjuk sebuah tabung alat pemadam api ringan.
Dalam kegiatan pengenalan profesi kepada anak usia dini tersebut anak-anak juga diajak melakukan simulasi memegang selang dan menyemprotkan air. Layaknya anak-anak pada umumnya, mereka berebut untuk berada paling depan saat menyemprotkan air. “Aku ingin hebat, aku ingin menjadi pemadam kebakaran,” tutur Tama (4) polos sambil menyemprotkan air.
Salah seorang guru, Fitrian (25) menyatakan, kegiatan yang berlangsung di Kantor Pemadam Kebakaran tersebut merupakan pengenalan terhadap profesi di sekitar mereka. Harapannya, anak-anak mampu menangkap nilai dari sebuah profesi sehingga mereka bisa memiliki cita-cita yang berguna bagi sesame. Menurutnya, setidaknya anak-anak mengenal sesuatu yang baru, anak-anak mengetahui sebuah profesi yang berguna bagi manusia. "Nilai sosial dan peduli pada sesama yang coba kami tanamkan kepada mereka,” ujar Fitri.
Sementara itu, seorang anggota PMK, Nur Khodiq (45) mengaku senang bisa memberikan penjelasan materi profesi PMK kepada murid-murid tersebut. Selain murid playgrup dan TK, Nur mengaku sering memberikan materi kepada siswa SD dan SMP. Hanya saja, materi yang diberikan tidak bisa maksimal karena minimnya alat peraga.
“Siswa-siswa tersebut kritis, dan kami kekurangan alat peraga. Sehingga kami tidak bisa maksimal saat memberikan penjelasan materi,” tambahnya. (Anto)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !