Ganasnya Serangan Hama Tikus Dilakukan Gopyokan Petani Tanam Ulang INDEPNEWS.Com
Headlines News :
Home » , » Ganasnya Serangan Hama Tikus Dilakukan Gopyokan Petani Tanam Ulang

Ganasnya Serangan Hama Tikus Dilakukan Gopyokan Petani Tanam Ulang

Ditulis Oleh redaksi Jumat, 08 Februari 2013 | 15.47

Gerakan gopyokan tikus (Foto : Sumanto SP)
KLATEN - INDEPNEWS.Com ; Kalangan petani di beberpa wilayah Kecamatan Kabupaten Klaten, kembali dipusingkan mengganasnya hama penyakit tanaman, tikus yang merusak ratusan tanaman padi baik yang belum berbuah maupun yang telah berbuah. Akibat ganasnya serangan berbagai hama tersebut, petani memilih merombak tanaman, tanah diolah kembali menjadi 'gadangan' (lahan siap ditanami) tanaman yang baru.

Menurut Prawiro (45), seorang petani di wilayah Kecamatan Delanggu, serangan hama tikus mulai muncul sepekan terakhir ini. Hama yang satu ini jumlahnya semakin hari semakin banyak. Padahal, biasanya saat turun hujan hama tikus itu menghilang sebentar. Namun pada musim penghujan kali ini, justru muncul dan jumlahnya semakin banyak.

“Ganasnya serangan hama tikus dalam satu malam satu patok (800 m2-red) bisa ludes dimangsa. Yang paling rusak pada tanaman padi usia 1,5-3 bulan yang mulai tumbuh bulir padi muda yang dimangsa hama pengerat tersebut,” ujar dia.

Tidak hanya bulir padi, batang tanaman pun diserang dan dibawa untuk membuat sarang. Mengganasnya serangan hama tikus itu, membuat petani kewalahan mengatasi dan mencegahnya. “Sebagai antipasi menjalarnya hama penggerek batang termasuk hama tikus, petani mulai menggelar gropyokan.

Hama satu ini (tikus), kalau sudah menggigit padi ditinggal begitu saja sampai kering. Keadaan ini benar-benar membuat pusing,” ungkap Suhardjo petani di wilayah juwiring yang diiyakan beberapa petani lain, Jumat (8/2).

Kejadian serupa dialami petani di wilayah Kecamatan polanharjo, untuk mencegah meluasnya serangan hama tikus pada musim tanam (MT) 2013, para petani di Desa Wangen Kecamatan Polanharjo Klaten, menggelar gropyokan tikus di area pertanian desa setempat. Sebagai pemicu semangat warga, pemdes setempat memberikan imbalan Rp 500 untuk setiap tikus yang didapat.

“Gropyokan ini dilakukan untuk mencegah berkembangnya habitat tikus di wilayah kami,” ujar Kades Wangen, Muhyidin. Kegiatan itu dilakukan, merupakan langkah awal yang dilakukan oleh Pemdes Wangen untuk memutus perkembangbiakan tikus di wilayahnya. Dengan demikian, pada MT ini hasil panen petani tidak habis dilalap oleh hewan pengerat tersebut.

“Untuk memicu semangat warga, Pemdes memberikan imbalan Rp 500 untuk setiap tikus yang didapat,” tambah Muhyidin, seraya menyatakan, gropyokan yang diadakan pada pukul 08.00 Wib tersebut disambut gembira oleh puluhan petani desa setempat. bukan karena imbalan yang ditawarkan, namun karena habitat tikus yang dirasa mulai mengkhawatirkan. (Anto)
Bagikan Berita :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

BERITA POPULER

Cari Blog Ini

 


Copyright © 2011. INDEPNEWS.Com - All Rights Reserved