![]() |
| Tanaman padi sebagian sudah mengering dan mati akibat diserang wereng (Foto : Sumanto) |
Menurut seorang petani setempat Suharto (42), burung hantu yang berkeliaran di area pemakaman Desa Gledek jumlahnya cukup banyak. Karena itu burung hantu itu setelah dirumahkan akan ditangkarkan untuk membantu petani mengusir hama tikus di sawah.
Sekarang ini katanya, sudah ada lima unit rubuha yang telah dipasang di area persawahan di Desa Gledek. Petani memasang rubuha di enam titik dengan jarak masing-masing sekitar 100 meter. Dengan cara itu, ternyata effektif, burung hantu liar tersebut dengan sendirinya menempati rubuha yang sudah dipersiapkan.
Terpisah, Kaur Pemerintahan Desa Gledek, Awaludin membenarkan, kalau petani di desanya akhir-akhir ini memasang rubuha di area persawahan. Direncanakan, pemerintah desa bersama petani akan membuat lagi sebanyak 100 unit rubuha yang akan diletakan di seluruh lahan persawahan di wilayah setempat.
Menurutnya, petani mulai menanam tanaman padi setelah lahannya dibiarkan bero. Untuk tanam kali ini, usia tanaman padi menginjak satu setengah bulan. Dengan bantuan burung hantu tersebut mudah-mudahan tidak ada serangan hama tikus hingga masa panen mendatang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Klaten, Ir wahyu Prasetyo, mengungkapkan, sejak tiga bulan terakhir serangan hama tikus merambah di 11 wilayah kecamatan dari 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten. Untuk jumlah keseluruhan tanaman yang diserangan ada sekitar 503 hektare. Terinci, kecamatan Juwiring ada 209 hektare, disusul Delanggu sekitar 83 hektare dan wilayah Kecamatan karanganom 84 hektare, serta lain wilayah.
Menurutnya, untuk mengantisipasi agar serangan tak meluas, dinas pertanian mengajak kepada seluruh elemen masyarakat petani untuk bersama-sama melakukan aksi pembrantasan hama tikus. Serangan hama satu ini tak boleh dibiarkan. "Dengan cara gropyokan maupun lewat bantuan burung hantu hama tikus ini dibrantas," tambahnya. (Anto)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !