![]() |
| Lahan di Berokan dibiarkan oleh pemiliknya (Foto : Sumanto) |
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, sejak beberapa musim lalu berbagai hama tananam menyerang di sejumlah wilayah kecamatan penghasil padi di Kabupaten Klaten. Seperti di wilayah kecamatan Juwiring, Delanggu, Wonosari, Polanharjo, Karangdowo, Karanganom, Cawas, Ceper dan wilayah lain.
Ketua Lembaga Swadaya Study Pertanian, Informasi dan Evaluasi (LSPIE) Drs Sumanto mengungkapkan, menurut keterangan kalangan petani, dengan membiarkan areal lahan sawah itu, tentu petani akan kehilangan kesempatan untuk penghasilan dari panenan. Namun untuk menanam tanaman, petani mengaku mragu. Karena, lahan sawahnya selalu diserang berbagai hama tanaman. Serangan hama yang mengganas akhir-akhir ini tikus. Karena itu, langkah terakhir untuk mengatasi serangan tikus yang semakin mengganas musim ini, dengan membiarkan lahan tidak ditanami.
Sebenarnya lanjut Sumanto, petani sudah melakukan berbagai upaya pengendalian dengan gropyokan massal. Ratusan tikus dapat dibunuh dalam sekali gropyokan. Namun ternyata, hama satu itu berkembang pesat sehingga gropyokan tidak mampu menurunkan populasi tikus. Kemudian, upaya lain dilakukan dengan mengganti jenis tanaman, tanaman palawijo pun tak luput dari serangan tikus.
Setiap lahan ditanami, dalam waktu singkat kembali dirusak tikus. Sehingga, kalau lahan dibiarkan bero tanpa ditanami, dengan harapan tikus-tikus akan pergi. "Berbagai upaya pengendalian sudah dilakukan, petani sampai frustasi dan pasrah," ungkap Kepala Desa Tlobong, Delanggu A Sunato.
Dikatakan, serangan hama tikus yang mengganas selalu terjadi setiap empat tahun sekali. Sehingga petani sudah menyadari siklus serangan hama satu tersebut. Padahal, lanjutnya, petani sebelumnya dipusingkan oleh serangan hama nwereng coklat yang mengakibatkan gagal panen. Sehubungan hal itu, kalangan petani berharap, Pemkab Klaten segera mencarikan solusinya.
Pemusnahan hama tikus secara besar-besaran bisa dilakukan dengan "eradikasi" lahan. Setelah ratusan hektare lahan diberakan kemudian ditindaklanjuti dengan eradikasi, hama pengerat tersebut akan berkurang.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Klaten Ir Wahyu Prasetyo kepada wartawan mengatakan, populasi tikus meledak lantaran tidak ada predator alami. Karena itu, tahun ini akan ditangkarkan burung hantu yang merupakan salah satu predator tikus. "Program ini dilakukan seiring dengan program percepatan swasembada beras," katanya. (Anto)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !