![]() |
| Pembongkran dan pemindahan makam (Foto : Sumnto) |
![]() |
| Pemakaman Melati (Foto : Sumanto) |
Namun, bagi Kampung Sakelakan, Klaten, yang berdiri dalam naungan RW (Rukun Warga) V, sejak NKRI merdeka 68 tahun silam, tak memiliki sarana tempat ibadah. Umat muslim sekitar 250 KK (Kepala Keluarga) yang bermukim di RW setempat, terpaksa "Menumpang" ke masjid tetangga kampung kalau melakukan aktivitas ibadah.
Keanehan lain di RW setempat, keberadan Kampung Sekalekan yang berlokasi di pusaran (Tengah kota) Kabupaten Klaten, juga pusat pemerintahan Pemkab Klaten. Bahkan Klaten itu sendiri berasal dari kata Melati. Istilah itu sebagaimana yang termaktub dalam buku "Klaten" dari Masa ke Masa" yang diterbitkan Pemkab Klaten tahun 1993. Dan Kampung Sekalekan inilah terdapat makam sepuh Kiai Melati dan Nyai Melati.
Menurut Juru kunci Makam Melati, Ari Wibowo, konon, Melati merupakan nama seorang ulama yang hidup sekitar lima abad lampau.Kiai Melati merupakan putra Ki Penjawi, seorang punjangga dari Kerajaan Mataram. Dahulu, dia tinggal di Dukuh Sekalekan yang diambilkan dari nama belakangnya, Melati Sekolekan. Konon, semasa hidupnya, Kiai Melati dikenal sebagai orang yang berbudi luhur nan sakti. Lantaran kesaktiannya, tempat tinggal KIai Melati itu aman dari gangguan perampok. Bersama adiknya, Kiai Donorekso, Kiai Melati menyebarkan agama Islam di tanah Klaten yang kala itu masih menjadi hutan belantara.
Di Dukuh Sekalekan, Klaten inilah, Kiai Melati dimakamkan. Makam tersebut berada di jantungkota Kota Klaten. Tepatnya, tidak jauh dari Alun-alun Kota Klaten. Untuk menuju lokasi cukup melintas jalur perkampungan kecil, yakni jalan Anggrek. Pemakaman kuno itu terdiri atas puluhan nisan yangn tersusun dari tumpukan batu bata. Diatas pemakaman tersebut berdiri sebuah pohon asam besar dan rindang yang sudah bisa terlihat dari kejauhan. Diatas pemakaman itu, Kiai Melati dimakamkan tidak jauh dari makam adiknya Kiai Donorekso.
Berangkat dari biografi dan sejarah Kiai Melati yang konon sebagai penyebar agama Islam itulah, warga RW 05 Sekolekan, pada bulan Desember 2012 lalu, terbetik rencana mulai mewujudkan gagasan pembangunan tempat ibadah. Ide tersebut mendapat dukungan kaum generasi muda yang merindukan kehadiran masjid. Kemudian, terbentuklah kepanitiannya Pembangunan Masjid Jogo Skalekan.
Sedangkan lokasi masjid, disepakati diatas tanah eks makam Pakis Taji. Eks Makam setempat luasnya sekitar 800 M2. Di lokasi inilah, kedepan akan dijadikan pusat kegiatan keumatan. Dan juga muncul ide membangun fasilitas Rumah Singgah Yatim, Rumah Tahfidz,. Majelis Taklim di area sisa lahan masjid.
Menurut edy Setyoko, anggaran pembangunan keseluruhan kompleks Masjid Joglo Skalekan seluas sekitar 800 M2 diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp 1.147.000.000 (Satu milyar seratus tujuh juta rupiah). Rencana pembangunan tersebut dibagi tiga tahap, Pertama Pembangunan Bangunan Induk Masjid Joglo, anggaran Rp 460.000.000. Kedua Penataan kompleks lingkungan Masjid, Ketiga Gedung Sarana penjang (Rumah yatim/Tahfidz) dan Mess.
Sehubungan itulah, pihak panitia pembangunan sangat berharap kepada Bapak/Ibu Para Donatur untuk dapat membantu dalam mewujudkan cita-cita warga Kampung Sekalekan, Klaten, Klaten Tengah. Untuk mengetahui lebih detail bisa di akses: Blog : www.masjidskalekan.blogspot.com. Dan Email: masjidskalekan@gmail.com. (Anto).



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !