![]() |
Para
pedagang kebutuhan rumah tangga dan bumbon di pasar Sukoharjo menggelar
aksi demo dengan cara menggelar poster di depan dagangannya (Foto :
Sutarmin)
|
![]() |
| Suasana di pasar Sukoharjo (Foto : Sutarmin) |
Merasa dipermainkan harga, puluhan pedagang harga kebutuhan rumah tangga pasar darurat Sukoharjo, Selasa ( 19/3) menggelar aksi demo. Aksi mulai digelar sekitar pukul 13.10 WIB, dengan cara membentangkan sejumlah poster di depan dagangannya.
Sejumlah poster yang digelar, diantaranya berbunyi,”bawang meradang masakan jadi masam,“bawang meroket rakyat koret-koret,” bawang naik masakan hambar.” Dua pedagang menyindir peran pemerintah yang dinilai lambat dengan menawarkan bawang merah dan bawang putih secara berkeliling.
“Harga naik tak menentu mengakibatkan pembeli sedikit. Para pengunjung pasar hanya menanyakan harga tapi tak membeli,” ujar Suratmi pedang bumbon pasar darurat Sukoharjo.
Diakuinya, harga bawang merah dan bawang putih mulai Selasa turun. “Saya kulakan di Pasar Legi, Solo sudah turun Rp2.000/kg. Sekarang saya menjual bawang merah senilai Rp35.000/kg dan bawang putih senilai Rp45.000/kg hingga Rp50.000/kg. Harga turun sekitar Rp15.000/kg jika dibanding sehari sebelumnya.”
Hal senada dikatakan Sabar, naiknya harga bawang yang tak terkendali mengakibatkan pedagang kecil merugi. Pasalnya, setelah kulakan tak laku. “Padahal bulan ini musim orang punya hajat. Biasanya orang punya hajat selalu membeli bawang merah dan bawang putih dalam jumlah banyak. Bisa sekitar 10 kg tetapi sekarang hanya beli 1 kg hingga 2 kg.” Keluhnya.
Agar kerugian tak besar keduanya kulakan sesuai kebutuhan atau menguranginya. “Biasanya kulakan 40 kg akan habis selama tiga hari tetapi mulai sebulan terakhir kulakan hanya 10 kg namun habis tiga hari,” ujar Suratmi.
Kedua berharap, pemerintah membuat kebijakan yang menguntungkan pedagang kecil. “Pemerintah hendaknya membuat area komoditas. Seperti bawang tak hanya ditanam di Brebes atau daerah pegunungan tetapi di hampir semua kabupaten/kota sehingga tak terpancang impor.” imbuh sejumlah pedagang. (Armin)



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !