![]() |
| Bukit Putih yang membahayakan warga desa sekitar(Foto:Sumanto) |
KLATEN- INDEPNEWS.Com; Kondisi bahaya tengah mengancam sejumlah Kepala Keluarga di Dusun Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Klaten. Dengan ancaman itu warga setempat sekarang mulai mengungsi. Karena, di saat hujan deras yang mengguyur daerah setempat, beberapa hari terakhir mengancam tebing yang di bawah kaki perbukitan seribu yang di Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, rawan ambrol dan khawatir menimpa rumah penduduk setempat. “Di saat hujan tiba, warga dusun sini (dusun Bometan-red), selalu was-was terjadinya longsoran susulan,” ungkap Ny Sumiyem, Jumat (8/3).
Sebagian warga sekarang ini sementara pindah ke rumah kerabat dan tetangga yang jaraknya jauh dari tebing. Menurut Kades Ngandong, Gantiwarno, Daryono, membenarkan jika warganya sudah beberapa pekan ini mengungsi, karena intensitas hujan yang tinggi. Dikatakan, mereka mengungsi sifatnya sementara saat hujan deras. Dikatakan, warga yang bermukim di bawah tebing memilih pindah sementara lantaran posisi rumahnya sangat dekat dengan tebing. Terlebih, meski sudah ditalud permanen, kondisi tebing cukup mengkhawatirkan. "Jumlah retakan sejak tahun lalu bertambah. Khawatir terjadi hal-hal yang tak diinginkan, warga berinisiatif pindah sementara.
Sehubungan itu lanjut Daryono, pemerintah desa terus memantau kondisi tebing tersebut dan melaporkan semua perkembangan ke badan penanggulangan bencana daerah (BPBD). Disebutkan, dibawah tebing itu, ada sekitar 900 jiwa dari tiga RT yang terancam. Tinggi talut tebing diatas permukiman warga mencapai ketinggian 25 meter dengan kemiringan hampir tegak lurus. Sementara, di atas talut adalah jalan yang masuk wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Kalau jalan tersebut drainasenya tidak lancar atau tanahnya tidak kuat menyimpan air hujan yang terus menerus, rawan longsor. Karena itu, warga sudah diminta waspada setiap saat.
Nasib serupa tampaknya juga dialami ratusan warga Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Klaten yang bermukim disekitar Bukit Putih, karena setiap hujan deras juga dihinggapi rasa khawatir bukit putih kembali longsor. Seperti diketahui, Bukit Putih yang berada di perbatasan Dukuh Groyokan, Desa Burikan, Cawas, Klaten dengan Dukuh Mundon, Desa Tancep, Ngawen, Kabupaten gunung kidul itu semakin mengkhawatirkan. Hujan yang mengguyur beberapa hari terakhir ini membuat lebar retakan tanah bukit semakin bertambah. Retakan semakin menganga dan Kedalamnya sulit terukur, karena tidak terlihat.
Seperti diketahui, ada 634 penduduk Burikan yang terancam jiwanya terbagi menjadi 159 KK (kepala keluarga). Mereka tinggal di Dukuh Groyokan dan Mundon Lor.Satu RT masuk wilayah Mundon Lor, dan tiga di Groyokan. Warga sudah membentuk kelompok-kelompok untuk menyiapkan relokasi. Satu kelompok terdiri dari sepuluh KK. Rata-rata jiwanya 40 orang dan di masing-masing kelompok ada sekitar lima balita.
Menurut Kades Burikan, Cawas, Paimin, kendati tak ada tanda-tanda ancaman longsor warganya tetap waspada. "Hujan beberapa hari terakhir ini sangat deras," tandasnya.(Anto)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !