![]() |
| Jusuf Kalla saat memberikan pidato di Sentul Bogor [HA] |
BOGOR - INDEPNEWS.Com : Jusuf Kalla
memberikan pidato di Sentul Bogor untuk memacu semangat ratusan penerima
beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) yang sebagian besar penerimanya
akan mengambil studi S2 dan S3 ke luar negeri, Rabu (6/11).
Dalam pidatonya yang bertajuk
Transformasi Generasi Muda, JK mengatakan bahwa untuk maju, Indonesia butuh
pemimpin dan pakar di berbagai bidang. Menurutnya, Indonesia tidak akan
terhormat sebagai bangsa jika hidup negeri ini terus tergantung bangsa lain
untuk membangun diri bahkan untuk mencukupi kebutuhan makanan pokok.
JK mengatakan bahwa pendidikan adalah
salah satu penentu kemajuan sebuah bangsa.
“Kemajuan umunya diukur dari aspek ekonomi,
tetapi sebenarnya lebih dari itu. Ada banyak faktor lain, yaitu aspek sosial,
salah satunya pendidikan,” ujar JK.
Dalam kesempatan ini, JK berpesan bahwa
para penerima beasiswa adalah orang-orang pilihan yang beruntung mendapat
kesempatan dari negara untuk sekolah dan belajar baik di dalam dan di luar
negeri. Sebagai insan pilihan, ia berharap bahwa penerima beasiswa menjadi
pribadi yang produktif.
“Anda mendapat berbagai pelatihan supaya
siap tempur. Anda adalah elit-nya bangsa Indonesia. Negara bertanggung jawab
mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara mendidik jutaan rakyat supaya mereka bisa
menjadi warga negara yang produktif,” papar JK.
Tetapi, kata JK, untuk mengejar
ketinggalan dari bangsa lain, kita perlu melakukan lompatan semacam quantum
leap. Indonesia perlu mencetak lokomotif-lokomotif kemajuan yang akan menarik
gerbong bangsa ini menuju kesejahteraan.
“Anda-lah lokomotif-lokomotif itu” kata
JK disambut tepuk tangan riuh para peserta.
JK mengaku sepakat dengan strategi LPDP
yang memfasilitasi mereka yang berkarya di tiga pilar, yakni pemerintah, swasta
dan civil society. Indonesia perlu memajukan ketiganya untuk maju.
Namun, yang diperlukan, tegas JK, adalah
bukan sekedar ijasah dan IPK yang baik dari para penerima beasiswa. Selain itu,
ia juga berharap mereka bisa melebur dan menyatu dengan masyarakat sekitar
kampus supaya bisa belajar lebih banyak terutama soal budaya setempat.
“Anda perlu bukan hanya ijasah dan IP,
tetapi juga skill, knowledge dan jaringan. Kalian harus menjadi bagian dari
masyarakat tempat kalian bersekolah. Bangun jaringan, menyerap pengalaman dan
budaya positif dari negara tempat kalian bersekolah,” pesan JK.
Mantan Wakil Presiden ini terakhir
berpesan bahwa beasiswa ini adalah amanat konstitusi. Meski pada dasarnya tidak
mengikat, JK ingin semua penerimanya bisa mengabdi kepada negara kelak karena
ikatan beasiswa ini bukan ‘ikatan biasa’.
“Anda semua dibiayai oleh dana negara,
ini amanat konstitusi. Walaupun tidak ada ikatan dinas, tetapi ikrar anda
kepada negeri adalah ikatan yang dilandasi hukum Tuhan, itu lebih kuat dari
sekedar hukum perdata atau pidana,” tutur JK tegas. [HA]


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !