![]() |
| Jusuf Kalla |
YOGYAKARTA - INDEPNEWS.Com :
Penyelenggaraan pemilu tahun depan akan seperti pertandingan sepakbola Antara
tim-tim besar seperti Manchester United (MU) lawan Arsenal. Sebab, belum jelas
siapa yang akan memenangkan pemilu. Hal ini disampaikan oleh Jusuf Kalla pada
acara Dialog Kebangsaan dalam Pentas Budaya Nasional yang diselenggarakan oleh
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (20/11).
“Pemilu 2014 sangat menarik, seperti
pertandingan MU lawan Arsenal. Belum jelas siapa yang menang. Kalau MU lawan
PSIM Yogya, ya ngga menarik, sudah jelas siapa yang menang, kan? " kata JK
disambut tawa sekitar ribuan hadirin.
JK mengatakan bahwa siapapun yang dipilih
menjadi presiden 2014 nanti, hendaklah kita memilih seseorang berkarakter
pemimpin yang mampu membawa Indonesia ke arah lebih baik. Lebih lanjut, JK
sampaikan bahwa Indonesia butuh pemimpin yang mampu dan tegas tanpa melupakan
kejujuran.
“Untuk bisa tegas ya harus jujur.
Seseorang hanya bisa tegas jika ia tidak mempunyai baggage, semisal catatan
buruk atau agenda tersembunyi," kata JK.
Menurutnya pemimpin harus jujur supaya
bisa jadi tauladan, tetapi juga harus mampu supaya tidak ditipu dan supaya
dihormati.
Selanjutnya, JK berbicara soal gaya
kepemimpinan yang tepat untuk Indonesia saat ini. Menurutnya, pemimpin yang
sukses adalah mereka yang tahu pada zaman apa mereka sedang hidup.
“Pemimpin harus sesuai dengan jamannya.
Bung Karno pintar berorasi, sebab itulah yg dibutuhkan bangsa ini waktu itu,
untuk menyatukan. Sementara saat ini rakyat butuh kesejahteraan hidup yang
lebih baik. Pemimpin saat ini harus bisa mewujudkan itu,” tukas JK.
Ketika menyinggung soal modal kemajuan
untuk bangsa, JK katakan bahwa tidak ada bangsa di Asia yang mempunyai modal
sehebat Indonesia. Coba lihat, di Indonesia ada sinar matahari, iklim yang
baik, sumberdaya alam melimpah, demografi yang potensial dan sebagainya. Apa
yang salah di negeri ini? Kita bisa maju asal bisa memanfaatkan potensi,
seloroh Ketua Umum PMI ini. Menurut JK, potensi-potensi tersebut bisa jadi
pilar kemajuan, tetapi juga bisa jadi kendala.
“Keanekaragaman budaya kita saat ini
justru menjadi kendala. Sering ada konflik, padahal keanekaragaman adalah
sumber kemajuan,” ujarnya.
Semuanya memerlukan kepemimpinan, kata
JK. Singapura tak akan maju tanpa Lee Kuan Yew, Malaysia tak maju tanpa
Mahatir, China terbelakang tanpa Deng Xiaoping. Jadi, kepemimpinan itu sangat
penting.
JK mengatakan bahwa proses kaderisasi
pemimpin di negara demokrasi adalah melalui jalur pilkada dan pemilu. Disinilah
politik berperan penting sehingga politik yang berbudaya dan beradab sangat
diperlukan. Menurut JK, politik adalah cara untuk mempunyai kekuasaan, tidak
ada orang membuat partai untuk sekedar jadi oposisi.
“Kalau prosesnya tidak beradab, kualitas
pemimpin juga dipertanyakan,” tegas JK.
Demokrasi adalah cara, kata JK, yakni
cara untuk memilih pemimpin dan mengambil keputusan. Jadi, demokrasi bukanlah
tujuan. Karena itu, supaya tujuan mulia bangsa kita terwujud, proses politik
juga harus menjunjung tinggi norma.
Dalam orasinya, JK mengawali cerita
dengan pengalamannya minggu lalu ke sebuah masjid di Prambanan, di dekatnya ada
candi Buddha dan candi Hindu yg terjaga kerapian dan kebersihannya. Ibu-ibu
berjilbab mengunjungi candi, lalu sholat di mesjid.
"Indah bukan keragaman Indonesia
ini?" tanya JK.
Hanya di Indonesia bisa begitu, tukas
Ketua Dewan Masjid Indonesia ini. Menurutnya, Indonesia memiliki budaya
nasional yang merupakan abudaya lokal yang disatukan.
“Di Yogya ada gamelan, di Papua ada
tari-tarian tombak, di Makassar ada tarian Angin Mamiri, di Padang ya tari
Lilin. Indonesia itu bangsa besar yang beranekaragam tetapi tetap menyatu.
Perbedaan adalah kekuatan kita,” ujar JK yang disambut tepuk tangan para hadirin. [HA]


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !