![]() |
| Jusuf Kalla |
JAKARTA - INDEPNEWS.Com
: Duta Besar Kanada Donald Bobiash berkunjung ke kediaman mantan Wakil Presiden Jusuf
Kalla. Ketua DMI Jusuf Kalla sebelumnya menghadiri Pembukaan Musyawarah Wilayah
(Muswil) V Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Barat di Bandung pada Selasa (5/11).
Dubes Kanada pun
diterima dengan baik setelah JK sempat bersenda-gurau dengan cucu-cucunya
ketika sampai di kediamannya di Jalan Brawijaya Jakarta Selatan.
Kedua tokoh tersebut membicarakan berbagai hal mulai dari
toleransi beragama di Indonesia, kemajuan PMI, dan prospek ekonomi Indonesia. Terkait
dengan ekonomi paskah 2014, JK meyakinkan bahwa Indonesia akan mampu
mempertahankan pertumbuhan. Permasalahan yang terjadi saat ini sifatnya
temporer atau sementara saja, setelah mencapai keseimbangan baru segalanya akan
membaik.
JK mengatakan bahwa apa yang dialami oleh melemahnya
ekonomi Indonesia saat ini disebabkan konsumsi BBM yang berlebihan, di sisi
lain APBN masih menanggung subsidi yang besar.
"Trade defisit
saat ini disebabkan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berlebihan",
padahal 40% BBM kita berasal dari impor, pada saat yang bersamaan pendapatan
ekspor kita turun akibat harga batubara, Crued Palm Oil (CPO), dan gas alam
yang menurun.
Jusuf Kalla juga
menyadari bahwa harga batubara dan gas alam dunia sulit untuk naik di masa
mendatang salah satunya akibat ditemukan alternatif baru, yaitu shale gas di berbagai negara.
Menurut JK, dalam
perbincangan yang sangat menarik itu, PR Indonesia di masa mendatang adalah
bagaimana kita bisa menaiki global chalenge chain, memproduksi barang jadi,
bukan menjual bahan mentah saja. JK memang selama ini menekankan produktivitas
perekonomian harus ditingkatkan dengan meningkatkan nilai tambah.
“Ini akan menjadi
mudah, jika kualitas sumber daya manusia di Indonesia ditingkatkan” ujar JK.
Dalam bidang ini, Indonesia sudah sadar, hanya ada tiga negara di dunia yang
mencantumkan dengan jelas budget untuk pendidikan di konstitusi mereka, yaitu
Argentina, Taiwan dan Indonesia. 20% alokasi APBN untuk pendidikan.
“Ini awal yang baik, tetapi diperlukan eksekusi yang baik pula,” ungkapnya.
JK dengan percaya
diri mengatakan bahwa sebenarnya ada beberapa Industri di mana Indonesia siap
bersaing di pasar global. Industri komponen dan automotif misalnya, Indonesia
lebih kompetitif daripada Thailand, yang selama ini dianggap sebagai
"produsen" automotif kawasan.
Bicara tentang
industri, Dubes Kanada tidak lupa bertanya tentang demo buruh di Indonesia. JK
yang pro terhadap kesejahteraan buruh berpendapat bahwa upah buruh masih
rendah, perlu dinaikkan tetapi secara bertahap, supaya bisnis juga tidak
terganggu. JK juga mengatakan bahwa pada saat yang bersamaan, produktivitas
buruh harus ditingkatkan, melalui perbaikan skill.
Kata JK, upah buruh yang rendah tersebut, salah satunya
disebabkan tingginya biaya bunga, biaya logistik dan ketidakpastian hukum di
Indonesia. Bunga di Indonesia salah satu yang tertinggi di kawasan ekonomi
regional. Biaya logistik juga, nilainya hampir 20% dari GDP kita. Hal ini
menyebabkan biaya produksi mahal oleh karena itu gaji buruh sering jadi korban.
Tetapi, buruh juga harus paham, demonstrasi bukan cara yang baik, perlu duduk bersama
membahas perbaikan. [HA]


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !