![]() |
| Ustadzah Tri Wiyani seorang muallaf yang rajin ngajar TPA, [INDEPNEWS.Com / Joko Larsono] |
BOYOLALI - INDEPNEWS.Com :
Alif, bak, tak..itulah suara ejaan yang terlontar dari seorang ustadzah kepada
santrinya di sebuah musholla Nurul Huda di Desa Maloan, Kecamatan Teras,
Boyolali. Beberapa anak lainnya terlihat asyik bermain di halaman musholla, dan
beberapa anak lainnya menyimak ejaan dari ustadzahnya.
"Ya, begini keadaan
TPA disini, minat belajar membaca alquran dikampung kami masih rendah. Tapi
meskipun dibilang rendah masih ada sekitar 30an anak yang mau belajar baca
tulis alquran," ujar ustadzah Tri Wiyani kepada indepnews.com baru baru
ini.
Dikatakan Takmir Masjid
Nurul Huda Wagiman, (40) ustadzah Tri Wiyani adalah muallaf yang sebelumnya
memeluk ajaran Hindu. "Dia rajin, ramah terhadap anak-anak. Mulai ngajar
sekitar 2011 hingga sekarang," katanya.
Perempuan berkerudung itu,
mengaku setelah mendapat hidayah dari Allah sejak duduk di bangku sekolah di
salah satu SMEA swasta di kota Boyolali. " Ya, pada waktu itu, melihat
anak-anak di sekitar rumahku ndak pada ikut ngaji di TPA. Seandainya Allah
memberikan kemudahan belajar membaca dan menulis alquran nanti akan mengajari
mereka," ungkapnya awal masuk islam.
Mengajar ngaji di TPA
tidaklah mudah, kesabaran dan semangat yang tinggi sangat diperlukan. Sebab,
pada umumnya mengajar TPA di tingkat Desa itu tidak ada honor maupun gaji
seperti halnya mengajar di sekolah - sekolah. Mengajar TPA butuh keiklasan.
Sangat beda TPA yang ada di yang teroganisir dan pengajarnya juga mendapatkan
perhatian dari kepengurusan.
"Jarang TPA mendapat
perhatian dari pemerintah daerah maupun dari departemen terkait yang menangani
langsung tentang pendidikan agama islam," pungkasnya (jko).


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !