![]() |
| Bank Indonesia |
JAKARTA - INDEPNEWS.Com : Bank Indonesia
meningkatkan suku bunga dari 6.5 menjadi 7,5 secara gradual adalah suatu
tindakan malpraktik. Justru, kebijakan seperti ini akan menyengsarakan ekonomi
rakyat Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan oleh mantan Wakil
Presiden Jusuf Kalla dalam acara "Mandiri Road To 2020 To be Indonesia's
Most Dominant Bank: Higher, Faster, Stronger" di Ballroom Djakarta
Theatre, bilangan Thamrin, Jakarta (12/12).
JK, sapaan akrab Ketua PMI yang terkenal
dengan hitung-hitungan ekonomi efektif itu, mengatakan bahwa dengan kenaikan
suku bunga BI, justru masyarakat mengalami kesulitan ekonomi. Tidak ada
sejarahnya menurunkan inflasi dengan menaikkan suku bunga, malah yang terjadi
sektor riil jadi korban.
"Tidak ada sejarahnya, mau
menurunkan inflasi dengan meningkatkan suku bunga BI," ujarnya.
JK yang saat itu mengenakan batik panjang
abu-abu bermotif cokelat mengatakan bahwa mata uang Rupiah tidak perlu
dikhawatirkan. JK meyakini bahwa rupiah lebih banyak digunakan di dalam negeri,
tidak seperti dollar yang digunakan di seluruh dunia.
Menurutnya rupiah yang hanya
berputar-putar di Indonesia akan menemukan keseimbangan sendiri, tidak perlu
menaikkan bunga. Yang diperlukan rakyat adalah kredit yang cukup untuk
menjalankan usaha.
Maka dari itu, yang dibutuhkan rakyat
saat ini adalah kucuran dana kredit dengan bunga yang tidak mencekik.
"Kenaikan suku bunga tak akan
menurunkan inflasi. Bunga naik, kredit naik, kasihan rakyat," ujar JK. [HA]


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !