Mejelis Taklim Juga Perlu Perubahan
 |
| Tanpak Jusuf Kalla bersama Ibu-ibu muslim Indonesia yang aktif di majelis-majelis ta'lim [HA] |
JAKARTA -
INDEPNEWS.Com : Ibu-ibu muslim Indonesia yang aktif di majelis-majelis ta'lim
harus mulai giat dakwah bilhal. Artinya, disamping aktif berdakwah secara
lisan, harus ada program-program dakwah yang berkaitan dengan meningkatkan
keterampilan dan kemampuan jamaah.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan pesan itu dalam acara Pelantikan
Pengurus Badan Koordinasi Majelis Ta'lim DMI periode 2013-2018 di Masjid
Istiqlal Jakarta Jumat (12/12).
Ketua Umum DMI tersebut mengungkapkan bahwa program-program pelatihan merupakan
wujud dakwah bilhal yang berguna meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan
Indonesia. Dakwah macam ini akan dapat meningkatkan kemampuan mereka sehingga
statusnya bisa lebih baik.
"Maka harus ada dakwah bilhal. (Yakni) Bagaimana meningkatkan kemampuan.
Sehebat apapun agama anda tapi tanpa kemampuan, perempuan Indonesia bisa-bisa
jadi TKW," kata JK.
Menjadi TKI, kata JK, adalah pekerjaan halal dan mulia. Akan tetapi, ada banyak
kesempatan untuk bisa lebih baik dan lebih banyak penghasilan. Menurutnya, kini
pun menjadi TKI tidak menarik lagi.
JK menyampaikan bahwa kita jangan melulu berpikiran bahwa beribadah itu hanya
shalat puasa dan semacamnya. Tidak begitu, kata JK. Bekerja yang lebih baik
untuk kesejahteraan juga merupakan ibadah.
"Pendidikan itu juga ibadah. Bukan hanya shalat puasa saja. Kerja untuk
kebaikan itu juga ibadah," ujar Ketua PMI ini.
Harapan JK, majelis-majelis taklim disamping rajin mengadakan kegiatan soal
keagamaan. Majelis taklim juga harus rajin selenggarakan
pelatihan-pelatihan keterampilan yang menurut JK itu juga bagian dari syariah.
"Pelatihan ketrampilan itu juga muamalah. Dan, muamalah itu adalah bagian
dari syariah," pesannya.
JK terakhir berpesan bahwa perubahan-perubahan harus terus dilakukan oleh
majelis taklim agar tidak ditinggalkan jamaahnya. Sebab, bagaimanapun juga
majelis taklim kini sudah bersaing dengan dakwah-dakwah di TV yang lebih mudah
diakses.
JK mencontohkan bahwa gedung-gedung bioskop di Indonesia terus berubah karena
mereka tahu kalau sekarang orang pun bisa menonton film di TV rumah.
"Kalau (majelis taklim) tidak berubah, lama-lama juga akan habis. Sama
dengan bioskop. Mereka berubah terus karena tahu lama-lama bisa juga sepi
karena ada tayangan TV," pungkas JK. [HA]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !