![]() |
| Gedung SMKN 3 Kota Probolinggo [Sf] |
Sejumlah Walimurid Merasa Keberatan
PROBOLINGGO - INDEPNEWS.Com : Pandangan miring terkait
kebijakan sekolah yang berujung keresahan di kalangan walimurid terjadi pada
SMKN 3 Kota Probolinggo. Diduga lembaga pendidikan yang berbasis Kepariwisataan
ini memberlakukan himbauan pada ratusan siswanya untuk berbelanja di sebuah
Koperasi bentukan sekolah. Ironisnya alasan pihak sekolah, dengan berbelanja di
koperasi tersebut akan mendongkrak nilai bagi siswa.
Besaran
nilai tergantung dari seberapa besar nominal pembelanjaannya yang menurut
narasumber saat ditemui wartawan media ini menyebutkan bervariatif mulai Rp. 50
ribu hingga ratusan ribu Rupiah. “Semakin besar nominal belanjanya, maka
semakin tinggi nilai yang diperoleh,” ujar sumber yang meminta namanya untuk
tidak dikorankan.
Hal inilah
yang menimbulkan keprihatinan dari sejumlah pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) yang membidangi pendidikan. Menurut Misbahul Huda, salah seorang aktifis
LHKI, kebijakan ini dianggap tidak populer dan cenderung memberatkan.
Ditambahkan olehnya kalau pihak sekolah memaksakan pemberlakuan metode seperti
ini, dipastikan akan menimbulkan polemik berkepanjangan di kalangan walimurid.
Benar saja,
sejak SMKN 3 menjalankan keharusan pada siswa untuk berbelanja di koperasi
sekolah, sejumlah walimurid yang anaknya mengenyam pendidikan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Kota Probolinggo merasa keberatan atas
kebijakan sekolah tersebut.
“Yang jelas
dengan anjuran belanja yang berujung pada penambahan poin nilai ini sudah
melanggar aturan proses pembelajaran. Apa motif sebenarnya dari penerapan
kebijakan sekolah ini,” ujar Misbahul Huda. Bahkan dia meminta agar Kepala sekolah
SMKN 3 Kota Probolinggo segera mengambil langkah evaluasi dan merubah trik yang
lebih dapat diterima oleh berbagai pihak.


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !