![]() |
| Demokrat Ketinggalan Gerbong, Konvensi Sia-Sia |
Dengan bergabungnya Golkar dalam koalisi yang dipimpin oleh PDIP, nyaris tinggal Demokrat dan Hanura saja yang belum berkoalisi. NasDem, PKB dan Golkar telah menyatakan gabung dengan PDIP. PPP dan PAN juga telah mendukung Prabowo Subianto. Sementara PKS juga hampir memastikan diri gabung dengan Gerindra.
Partai pimpinan SBY tersebut masih berkukuh menunggu hasil konvensi yang konon akan disampaikan pada 15 Mei ini. Entah apakah dalam konvensi tersebut menghasilkan capres atau cawapres, banyak yang menilai langkah Demokrat ini ketinggalan zaman. Di saat yang lain sudah bergabung koalisi, Demokrat malah sibuk ngurus konvensi.
Gak takut ketinggalan gerbong kereta?
"Bagi Partai Demokrat, kalau kami harus bergabung atau koalisi bukan sekadar sekian persen tambah sekian persen jadi usung capres sendiri bukan itu. Bukan juga karena kami takut ketinggalan kereta bukan itu. Partai Demokrat bukan oportunis, bukan kami ketinggalan kereta atau ketinggalan barisan, bukan itu," kata SBY saat debat terakhir capres beberapa waktu lalu.
Sementara menurut Ketua Harian Partai Demokrat, Syarif Hasan, saat ini Demokrat sudah melakukan komunikasi dengan partai lain. Namun dia memastikan partainya tidak meminta-minta.
"Kalau sudah akad nikah baru serius. Kita komunikasi dengan semua," kata Syarif Hasan, beberapa waktu lalu.
Demokrat sejauh ini menurut Syarif juga sudah berkomunikasi dengan PDIP. Namun hasilnya masih belum ada titik temu.
"Enggak pernah minta-minta ke PDIP. Yang penting samakan persepsi. Dengar dari teman-teman yang lain platformnya gimana," ujarnya.
Dengan gabungnya Golkar ke PDIP ini makin menyulitkan Demokrat untuk membangun koalisi baru. Bahkan, bisa jadi Demokrat nantinya cuma bisa mendukung salah satu dari capres yang sudah ada, Jokowi atau Prabowo Subianto.
Keputusan konvensi Demokrat pada 15 Mei lusa hampir dipastikan tidak menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Apalagi nama-nama yang ikut dalam konvensi tersebut tidak memiliki popularitas yang tinggi sebagaimana yang dimiliki Jokowi dan Prabowo.
Dan, konvensi pun ibarat langkah sia-sia yang dilakukan oleh partai penguasa.
"Dari dulu saya sudah bilang, konvensi cuma cocok diterapkan pada negara yang menganut sistem dua partai seperti di Amerika, bukan multipartai seperti di Indonesia," kata Ketua Perludem Didik Supriyanto kemarin. (Merdeka.Com)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !