Nyepeda Ontel Belah Lima Gunung Jalur Solo - Jakarta

Komunitas sepeda Explorer dan Sixtyniner melakukan touring bersepeda jalur Solo - Jakarta (Taufiq)

SOLO - INDEPNEWS.Com : Para pencinta olah raga sepeda yang tergabung dalam komunitas sepeda Explorer dan Sixtyniner melakukan touring bersepeda sepanjang jalur Solo hingga Jakarta.  Mereka yang berjumlah lima orang, diantarannya, Tole Santoso (30), dody Olgatex (40), Candra Tepho (44), Sams Dji (60) dan ketua tim Pak De Wanto (65) melakukan touring selama sepuluh hari.

Start di Solo pada tanggal 10 November 2014 dan diperkirakan finish di Jakarta pada tanggal 20 November mendatang. Jalur yang dilintasi dengan menerabas lima gunung. Seperti Merbabu, Sumbing, Sidoro, Slamet dan Gedeng Pangrango. Sedangkan kota yang dilintasi, melalui jalur tengah mulai dari Magelang, Wonosobo, Purwokerto, Bandung hingga Jakarta. Mereka memilih jalur tengah sebagai track mereka karena bisa melalui banyak pegunungan yang bisa menjadi tantangan untuk mereka.

“Kita ingin bisa melewati sejumlah gunung di Jawa tengah dan Jawa barat. Kalau melewati jalur utara dan selatan tidak ada tantangan membelah gunung yang akan dilewati,” kata Pak De Wandi sebagai ketua tim, kemarin.

Alasan memilih jalur itu karena ingin lebih dalam melihat potensi wisata di Jawa Tengah dan Jakarta. Bisa mencicipi kuliner asli daerah yang dilewati dan mungkin tidak dijual di setiap daerah. “Awalnya track kita Surabaya-Jakarta, namun karena Presiden baru kita dari Solo jadi kita rubah tracknya menjadi Solo sampai Jakarta. Serta kesederhanaan Jokowi dan kejujurannya yang membuat kami memutuskan jalur Solo - Jakarta,” lanjut Pak De Wanto.

Mengambil jalur melewati gunung ingin membuktikan kepada masyarakat arti semangat para Pahlawan yang dulu berjuang demi Indonesia tercinta. Dengan melewati gunung maka akan terasa perjuangan untuk mencapai tujuan dan tidak mudah untuk dilakukan.

“Kami ngegoes sepeda dari tahun 93. Kita bisa menjadi lebih sehat karena kantor tidak ada alasan untuk izin sakit. Ini touring sepeda yang ke 3 untuk saya dan kelompok kami. Culture budaya masyarakat akan dapat kita rasakan ketika kita mencapai sebuah daerah dan bisa berkumpul bersama warga,” ujarnya.

Pak De Wanto berharap anak muda saat ini bisa melihat dan memaknai arti perjuangan para pejuang untuk memerdekakan Bangsa Indonesia. Meskipun arti perjuangan saat ini berbeda dengan masa dahulu, namun berjuang untuk hal yang lebih baik harus tetap diperjuangkan. (Taufiq)