Analisis
Berita oleh Sihol Manullang
JAKARTA
- INDEPNEWS.Com : Ini kabar baik untuk pendukung Jokowi Presiden 2014. Jokowi
memberi kuliah umum di Riau hari Sabtu (16/11), Bandung hari Rabu (20/11) dan
Laguboti hari Sabtu (23/11), tentulah atas seijin Megawati. Apa artinya?
Megawati Soekarnoputri sudah menyetujui Jokowi Capres 2014.
Jokowi
yang santun dan taat garis partai, ketika menerima undangan berbicara di luar
DKI Jakarta, diperkirakan minta ijin dulu kepada Ketua Umum PDI Perjuangan,
Megawati Soekarnoputri. Bagaimana pun, bicara di luar Jakarta, sesungguhnya
bukan level Gubernur DKI Jakarta.
Mencermati
“irama” Jokowi selama ini, bukan model Jokowi untuk mendahului partai, apalagi
mendahului Bunda Megawati yang sangat dihormatinya. Maka mendapat undangan dari
daerah, tentulah Jokowi berkonsultasi dengan Megawati, dipenuhi atau tidak.
Pertemuan
rutin antara Megawati dengan Jokowi, sudah menjadi rahasia umum, sedikitnya
tiga kali seminggu. Keduanya bertemu tanpa didampingi staf. Logikanya, untuk
menjadualkan pertemuan, tentulah Jokowi memberi tahu Megawati, akan ada
undangan ke daerah.
Bukan
rahasia pula, orang yang paling dekat dengan Megawati sekarang ini, tak lain
adalah Jokowi. Dan orang yang paling “didengar” oleh Jokowi sekarang ini, tak
lain adalah Megawati Soekarnoputri. Mega menjadi sentral pemimpin masa depan.
Dari
penjelasan di atas, mari kita tarik kesimpulan, kepergian Jokowi memberi kuliah
umum ke Riau, Bandung dan Laguboti (Sumatra Utara), adalah atas seijin
Megawati. Maka sesungguhnya, bahasa tubuh Megawati sudah menyatakan Jokowi
Capres 2014.
Kita
tahu, Sabtu (16/11) Jokowi bicara di Universitas Riau. Beberapa kemudian, Rabu
(20/11), Jokowi memberi kuliah umum di Universitas Pasundan (Unpas) Bandung,
kemudian Sabtu (23/11), Jokowi sudah di Institute Teknologi (IT) DEL Laguboti,
Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara.
Pertanyaan
kita, kalau Megawati sudah memberi restu kepada Jokowi menjadi Presiden 2014,
apakah pendukung masih perlu bekerja keras? Tentu saja harus tetap demikian.
Untuk apa? Mengamankan Jokowi dari rongrongan lawan yang belakangan kian
“ganas.”
Rakyat
harus mengawal Jokowi, rakyat harus melindungi Jokowi dari serangan orang yang
merasa akan dikalahkan Jokowi. Mereka memang mempunyai sumber daya ekonomi yang
tak terbatas, tetapi rakyat mempunyai kekuatan merubah melalui tempat
pemungutan suara (TPS).
Sayangnya,
para elit politik tidak menyelami kehendak rakyat. Sebagian elit menganggap
diri didukung rakyat, padahal masyarakat sudah menyatakan dukungan melalui
lembaga survey. Jadi ada keterlepasan (uncoupling) antara kesadaran elit
dengan kesadaran rakyat.
Sejak
Indonesia merdeka, selain kepada Soekarno, dukungan rakyat terhadap seorang
pemimpin, tidak pernah semasif dukungan terhadap Jokowi sekarang ini. Hanya
Jokowi yang bisa mendekati Soekarno, maka Jokowi pun dianggap sebagai “Seokarno
Baru.”
Selamat
datang Jokowi Capres 2014, selamat datang “Soekarno Baru.”
Penulis,
Pemimpin Redaksi kantor berita gratis baranews.co, wartawan Suara Pembaruan 1985-2000


Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menilai Joko Widodo (Jokowi) sangat mungkin maju menjadi calon presiden. Seperti yang terungkap dalam portal iyaa.com bahwa Hal ini Sebab tersiar kabar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri sudah meminta Gubernur Jakarta itu maju nyapres.
BalasHapus