![]() |
| HM Jusuf Kalla [HA] |
KUALA LUMPUR - INDEPNEWS.Com : Sebuah negara tidak harus menjaga stabilitas keamanan nasionalnya melalui perang atau pun menyerang negara lain. Hal itu disampaikan oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan kuliah umum bertopik ‘Global Peace and Conflict Resolution' di Kuala Lumpur, Malaysia Senin (17/2).
JK menyatakan, negara bisa menjaga keamanan nasional dan mencegah ancaman justru dengan membina hubungan yang baik dengan negara tetangganya.
"Perdamaian justru muncul ketika negara berusaha meningkatkan kualitas hubungan baiknya dengan negara lain," kata JK yang mengenakan jas hitam di hadapan para peserta yang hadir.
Ia menjelaskan, pada dasarnya setiap negara saling membutuhkan walaupun sebenarnya sedang berkonflik. Sebagai contoh hubungan China-Taiwan yang masih relatif baik dalam hal ekonomi walaupun dari konteks politik mereka bermusuhan.
"Begitu pun dengan hubungan Indonesia-Malaysia yang justru membaik karena adanya saling ketergantungan antara kedua negara dalam hal ekonomi," ujarnya.
Selain menghindari konfrontasi, hubungan baik bisa dioptimalkan apabila pemimpin setiap negara lebih seringbertemu. Dengan bertemu, setiap pemimpin bisa menghindari adanya mis-interpretasi.
"Ini yang bisa dipelajari dari hubungan Indonesia-Malaysia," ucapnya. Ketua Palang Merah Indonesi itu menambahkan, ketegangan seringkali muncul akibat rasa takut dari masing-masing negara. "Rasa takut ini yang membuat sebuah negara menyerang negara lain. Ini terjadi dalam perang Irak," ungkapnya.
JK yang dikenal sebagai juru perdamaian di kawasan Asia Tenggara menyebutkan pada dasarnya semua orangsangat menyukai kebahagian dalam perdamaian.
“Itulah jika anda Muslim setiap hari berdoa (dengan salam), Kristiani (mengucapkan) syahlom, itu artinya damai,” ungkapnya dalam Bahasa Inggris.
JK melanjutkan, setelah perang dunia II muncul dua kekuatan besar dengan perang dingin yang membuat negara tertentu terpisah manjadi barat dan timur, setelah perang dingin hanya menyisakan satu negara super power, dan setelah krisis ekonomi tidak adalagi yang menjadi paling super.
“Ini jalan untuk membuat perdamaian, keamanan tidak harus dengan senjata tapi dengan hubungan baik, jika kita lihat Korea, Jepang, China, dan lain-lain, ini potensial. Minggu lalu kita dengar di Nanjing ada pertemuaTaiwan-China, kita berharap ada perdamaian,” tandasnya.
Sekali lagi, kerjasama ekonomi sangat dibutuhkan untuk menjaga perdamaian. Menurut pengamatan JK, kebanyakan investor China bersal dari Taiwan sehingga mereka saling membutuhkan, dan akan lebih mudahmewujudkan perdamaian.
Sementara apa yang terjadi di Korea saat ini, memang tidak mudah tapi kita masih bisa berharap dari adanya pergantian pemimpin. JK mencontohkan hubungan Indonesia-Malaysia 50 tahun lalu, terjadi mis-interpretasi pemerintah saat itu. Namun seiring berjalannya waktu, sekarang hubungan itu telah membaik didorong dengan investasi, bahkan banyak pekerja Indonesia di Malaysia.
Tak ada yang mengharapkan perang. Semua terwujud karena para pemimpin saat itu membuat pertemuan reguler dan integrasi pasca konfrontasi sehingga sampai sekarang terciptalah berhubungan baik.
JK tidak lupa menyampaikan bahwa harus ada keadilan dalam pembangunan dan kerjasama, hal itu diperlukan untuk menjaga perdamaian. Memelihara perdamaian sangat penting dengan adanya kerjasama ekonomi dan diplomasi dengan dialog bersama.
“Lihat Amerika dan Rusia, 30 tahun lalu, (bandingkan) sekarang mereka berdamai, contoh lainnya Eropa barat dan Eropa timur, kenapa sekarang hanya ada Eropa saja karena kekuatan ekonomi, diplomasi, sehingga terbangun relasi yang baik.”
Begitu pula dengan konflik internal, karena ketidakadilan seperti di Indonesia. Ambon, Poso, dan Aceh itu karena ketidakadilan, dulu tidak ada pembangunan yang baik oleh pemerintah pusat di wilayah tersebut.
“ Tapi kami melakukan kompromi, menggunakan dialog, sehingga tercptalah perdamian di Ambon, Poso, dan Aceh,” pungkasnya. [HA]


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !