![]() |
| Ilustrasi calo CPNS (Dok : Redaksi) |
“Info SMS tersebut sebenarnya muncul sejak menjelang dimulainya pengumuman proses seleksi CPNS. Pesan singkat terkait jual beli CPNS yang beredar di kalangan masyarakat utamanya yang menginginkan menjadi PNS dengan jalan pintas,” ungkap Sriwantini, seorang pelamar asal wilayah Kecamatan Klaten Utara.
Menurut pengakuan, dia menerima SMS dari temannya. Namun, saat temannya ditanya sumber SMS tersebut, teman dia mengaku mendapatkan SMS dari orang lain yang namun sudah dikenalnya. Dikatakan, kalau sms itu benar dan bisa dipertanggungjawabkan membayar berapa pun tidak jadi persoalan, yang terpenting pasti diterima (bisa jadi PNS). Namun, kalau tidak bisa dipertanggungjawabkan, pihaknya juga tak berminat dan khawatir tertipu.
“Sekalipun isu itu hanya ulah orang iseng, kalau SMS tersebut semakin menyebar luas dikalangan para CPNS yang saat ini dalam poses seleksi pasti meresahkan,” ujar dia, seraya mengherankan dan membuat penasaran setelah mengetahui temannya bernama Mie, yang sebelumnya gagal saat mengikuti tes CPNS beberapa tahun lalu. “Bahkan saya ditawari kalau siap membayar Rp 175 juta akan diantarkan kepada orang yang sudah berhasil meloloskan dia (teman-red),” tambah dia.
Padahal lanujut dia, secara persyaratan jelas tak memenuhi kriteria. Dia juga menyatakan tak mungkin orang luar bukan CPNS K2 bisa masuk dalam daftar CPNS. Sebab, semua data diuji publik. Maka kalau ada calon tidak memenuhi kriteria masuk akan ketahuan.
Sementara itu, Kepala Bagian Umum Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Klaten Djoko Purwanto menegaskan, proses seleksi CPNS K2 dilakukan pemerintah Pusat secara transparan. Sehubungan itu, dia meminta tenaga honorer K2 dan masyarakat umum untuk tidak mempercayai orang yang menjanjikan bisa meloloskan atau diterima CPNS.
Pihaknya berpesan agar kalayah umum tidak percaya kepada oknum meski dia mencatut nama pejabat BKD atau Bupati. Karena modus seperti itu sudah sering terjadi dan memakan korban. Padahal, katanya, yang masuk dalam daftar saja belum tentu diterima, apalagi yang belum masuk daftar. “Kalau memang ada orang yang mengaku bisa meloloskan dengan meminta imbalan uang, laporkan saja kepada polisi agar diusut,” tandasnya.
Menurutnya, proses seleksi melalui beberapa tahapan, setelah data peserta seleksi diuji publik. Para peserta akan mengikuti tes trtulis yang diselenggarakan BKN. Namun, waktu seleksi tertulis belum dipastikan, dan BKD masih menunggu informasi dari BKN. (ANTO)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !