![]() |
| Jusuf Kalla saat ceramah di Lemhanas [HA] |
Dalam ceramahnya, JK kembali menegaskan bahwa menjadi pemimpin itu harus membawa apa yang dipimpinnya maju. Dalam konteks negara, kemajuan itu bukan karena sistem atau juga jumlah penduduknya.
"Negara maju itu bukan karena sejarahnya bukan pula karena sistemnya. Amerika demokratis maju tapi Cina yang otoriter juga maju. Singapura itu negara baru dan maju dengan jumlah penduduknya sedikit, tapi Cina yang 1 milyar lebih juga maju," ucap mantan Wakil Presiden RI 2004-2009 ini.
Menurutnya, kunci kemajuan adalah leadership dan semangat dari pemimpin pemimpin negara itu. "Kalau pemimpinnya tak punya leadership dan semangat untuk maju, ya negaranya tak akan maju," tegas JK.
Lebih lanjut, JK menyinggung tentang pola kepemimpinan yang dibutuhkan oleh Indonesia. Ia mengatakan bahwa pemimpin yang sukses itu harus punya kepemimpinan sesuai jamannya.
"Sukarno itu berapi-api, solidarity maker, sebab waktu itu semangatnya kemerdekaan melawan penjajah," kata JK, "Lalu Pak Harto itu mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, maka dari itu dia kreatif."
Soal kepemimpinan Soeharto, JK mengatakan bahwa beliau memimpin terlalu lama sehingga berlebihan. "Jadi Pak Harto itu kelamaan, jadinya berubah dari leader menjadi owner," cerita Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini.
Mengenai tipe pemimpin yang diperlukan sekarang ini, JK menyatakan bahwa harus ada pemimpin yang bisa mengentaskan Indonesia dari berbagai krisis yang melanda negeri ini. Menurutnya, hari ini Indonesia sedang menghadapi krisis di berbagai bidang yakni ekonomi, politik dan sosial.
"Krisis yang kita hadapi diantaranya defisit perdagangan tinggi. Kita juga dilanda krisis kepercayaan pada hukum," tukas JK.
Menyinggung soal pemimpin yang tepat untuk 2014 nanti, Ketua Dewan Masjid Indonesia ini kembali menegaskan bahwa Indonesia butuh pemimpin yang tahu situasi saat ini. Menurut JK, pemimpin Indonesia itu harus berani, tegas dan cepat dalam mengambil keputusan.
"Tidak bisa terjadi pembiaran. Pemimpin harus mengambil sikap bukan membiarkan masalah berlarut-larut," tegas JK.
Menurutnya, situasi pembiaran merugikan rakyat. Ia mencontohkan soal pengalihan subsidi BBM. Seperti diketahui, kenaikan harga BBM ditunda-tunda oleh pemerintah hampir selama 3 tahun. Pemerintah terkesan membiarkan negara merugi ratusan trilliun rupiah.
"Masalah subsidi BBM ini diundur-undur, rapat ini itu. Kan intinya naikkan BBM, subsidi bisa dialihkan. Itu saja. Saya dengar mereka rapat hingga 85 kali. Saya dulu rapat cuma 3 kali. Dan beres, tak ada demo rakyat juga tenang."
Selain itu, pembiaran yang lebih mencemaskan adalah soal penanganan hukum. Menurut JK, kini banyak orang rame-rame main hakim sendiri. Bahkan tak jarang yang menjadi sasaran adalah individu dan fasilitas penegak hukum.
"Sekarang anda sering lihat orang buat onar beramai-ramai dibiarkan. Bakar rumah bupati dan kantor polisi rame-rame dibiarkan. Lama-lama, orang berpikir kalau bunuh orang atau bakar kantor polisi itu tidak apa-apa asal rame-rame. Jadilah hukum rimba berlaku di negeri ini," kata JK.
JK juga berpesan bahwa menjadi pemimpin itu juga harus jujur. Kalau tidak, pemimpin itu tak akan punya kehormatan dan wibawa.
"(Kejujuran) itulah yg membedakan pemimpin dengan atasan. Pemimpin dihormati dan diikuti. Atasan belum tentu dihormati," pungkas JK.
Kegiatan PPSA ini diikuti oleh beberapa peserta yang berasal dari berbagai latar belakang diantaranya pimpinan TNI dan POLRI sera beberapa dari instansi lain seperti Radio Republik Indonesia dan juga peserta dari beberapa Kementerian yang berbeda. [HA]


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !