JAKARTA - INDEPNEWS.Com : Judul di atas adalah
kalimat utuh Adhie M Massardi kepada ketiga pembicara, ketika ia menjadi
moderator dalam diskusi "Jokowi sebagai Solusi Kebangsaan" di Jakarta
Rabu (26/3).
Adhie,
mantan Juru Bicara Presiden Gus Dur memperjelas pertanyaannya. Kalau ingin,
berarti yang bersangkutan menyatakan diri secara sepihak bahwa ia mau menjadi
presiden, tanpa memperhatikan apakah disukai rakyat atau tidak.
Ketiga
pembicara, Fadjroel Rachman (Direktur SSSG), A Prasetyantoko (ekonom Universitas
Atmajaya) dan Boni Hargens (pengajar FISIP Universitas Indonesia), mempunyai
jawaban yang sama. Yaitu: Harus.
"Rakyat
yang mau supaya Jokowi jadi presiden, bukan ingin sendiri. Ini sudah terbukti
dari indeks yang melesat begitu Jokowi diumumkan, dan investor asing net buying (pembelian bersih) Rp 7
triliun," kata Presetyantoko, dalam diskusi yang diadakan Barusan Relawan
Jokowi Presiden (Bara JP) di Taman Ismail Marzuki (TIM).
Fadjroel
Rachman mengatakan, tak terbantahkan, rakyat yang mau, bukan Jokowi. Pria asal
Solo itu, ikut saja keinginan partai, menjalankan kepercayaan. "Kalau pun
ada survei abal-abal yang berpura-pura sok ilmiah dengan teknik ini-itu, rakyat
tak percaya, tetap saja percaya Jokowi," ujar Fadjroel.
Boni
Hargens memberikan jawaban yang lebih tegas, sejarah menuntut perubahan.
"Barang siapa menghalangi putaran roda sejarah, maka tangannya akan
berdarah-darah," kata Boni mengutip kata-kata Lech Walesa, tokoh buruh
Polandia yang memimpin pergerakan sosial.


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !