Jusuf Kalla (JK) |
Dalam sambutannya di acara Harlah ke 16 PKB di kantor Dewan Pimpinan Pusat PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2014), JK menyebut tanpa PKB mungkin Jokowi-JK akan semakin disudutkan sebagai pasangan yang tidak memperjuangkan umat muslim.
"Ketika tidak ada PKB, akan ada pembenaran bahwa pasangan kita tidak Islami. Walau pun saya ketua DMI (Dewan Masjid Indonesia--red), tapi kadang orang lupa," katanya.
JK juga memuji PKB sebagai partai pengusung kepentingan umat Muslim, yang selama 16 tahun terakhir selalu berada di pemerintahan. JK menyebut karakter PKB identik dengan karakter Partai Golkar yang pernah dipimpinnya pada 2004 - 2009 silam.
"Saya kira PKB selalu ada di pemerintahan, sama seperti Golkar, walau meski kalah sedikit, pasti nanti akan bersama-sama juga (di pemerintahan)," katanya.
Partai Golkar pada pemilu presiden (pilpres) 2014 telah melabuhkan dukungannya ke pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dan yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang adalah pasangan Jokowi-JK.
Keputusan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical untuk mendukung Prabowo-Hatta sempat menuai protes.
Keputusan Ical untuk memecat kader yang nekat mendukung Jokowi-JK seperti Agus Gumiwang, Poempida Hidayatulloh dan Nusron Wahid, telah memicu lebih banyak protes.
Kader yang kecewa dengan Ical itu kemudian mengusung wacana percepatan Musyawarah Nasional (Munas), dengan agenda melengserkan Ical dengan kader yang pro Jokowi-JK.
Apakah pernyataan JK soal Golkar partai yang dekat dengan pemerintahan adalah sinyal bahwa partai tersebut telah berubah haluan, JK tidak menjawabnya dengan gamblang. (TRIBUNnews.com)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !