![]() |
| Ketua DKPP Jimly Asshidiqie (Okz) |
Saat ini, kelompok yang menang pada pemilihan presiden 2014 berada di pemerintahan. Sedangkan kelompok kalah berada di Parlemen. Pemerintahan dikuasai Koalisi Joko Widodo sedangkan poisi pimpinan DPR dan komisi "disapu bersih" Koalisi Prabowo.
"Baru kali ini terjadi dalam sejarah Indonesia," kata Jimly di kantornya, Kamis 30 Oktober 2014. Menurut Jimly, konflik antar dua kekuatan besar itu menimbulkan dampak, termasuk konflik di tubuh Partai Persatuan Pembangunan. Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly mengesahkan PPP kubu Romahurmuziy.
Hari ini, Suryadharma Ali, ketua umum PPP yang dilengserkan beberapa waktu lalu, juga menggelar muktamar. "Kedua kepengurusan ini akan saling menggugat."
Jimly memprediksi keduanya akan saling mengklaim sebagai pengurus sah. "Kita tunggu saja, inkrachtnya bagaimana." Berlabuhnya PPP ke Koalisi Jokowi atau Prabowo akan menentukan arah Dewan ke depan. Koalisi nantinya bisa gabungan empat partai lawan enam partai atau lima lawan lima.
Yang pertama bisa melancarkan jalannya sidang. "Meski yang empat fraksi merasa pahit," kata Jimly. Sedang, jika komposisi frasi seimbang maka tugas Dewan menjadi sulit dikerjakan. "Hukum tak bisa berjalan kalau DPR tak bisa sidang," kata Jimly.
Jimly berharap agar Mahkamah Konstitusi memikirkan kembali akan UU MPR, DPR, DPD, DPRD dan Tata Tertib DPR yang pernah diajukan.
"Mahkamah harus menyelesaikan situasi impas ini untuk kepastian konstitusi," kata mantan hakim Mahkamah Konstitusi ini. Jimly mewacanakan agar proses kuorum dikembalikan ke asalnya. "Tiap anggota, bukan fraksi." (Muhammad Muhyiddin/Tempo/inc)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !