![]() |
| KSE dan Sahabat Si Komo Menggelar Part 8 di SMA 15 Semarang |
Untuk Noctuday part 8 ini tema yang di usung dalam konservasi dan
pelestariannya adalah “Lutung Jawa” yang sudah mulai jarang dan
telah masuk ke satwa yang dilindungi versi Pemerintah kita dan
appendix 2 oleh CITES (lembaga dunia yang mengatur perdagangan flora dan fauna) yakni sebagai satwa yang dilindungi dan sangat di batasi perdagangannya.
Bercerita tentang lutung maka ada hal terkait dimana nama lutung telah melegenda dari dahulu kala dicerita rakyat Sunda / Jawa Barat yaitu “Lutung Kasarung” atau lutung yang tersesat, yaitu merupakan perwujudan Sang Hyang Gurumunda dari Kahyangan, dimana legenda cerita rakyat tersebut bermuatan makna yang sangat dalam tentang akibat buruk dan sifat suka memandang rendah orang lain dan keutamaan sifat pemaaf dan tidak pendendam.
Kembali tentang Lutung dan sisi konservasinya, maka Wawan selaku ketua KSE Regional Semarang memulai Sesi pertama dengan menerangkan bahwa Lutung atau dalam bahasa lain disebut Langur merupakan kelompok Monyet Dunia Lama yang membentuk genus Trachypithecus. Lutung berbadan langsing dan berekor panjang. Warna bulu/rambut pada tubuhnya berlainan tergantung speciesnya. Dari hitam dan kelabu, hingga kuning Emas.
Jika dibandingkan dengan kakinya, tangan lutung terbilang pendek, dengan telapak yang tidak berbulu. Ukuran lutung berkisar antara 40-80 cm, dengan berat 5-15 kg. Jantan berbadan lebih besar daripada betinanya. Tonjolan diatas matanya membedakan lutung dari saudara dekatnya, surili.
Biasanya , lutung beranak satu, dengan masa kehamilan tujuh bulan.
Salah satu hal yang menarik dari monyet ini adalah anaknya yang
berbulu ke emasan, dan dipelihara oleh seluruh betina dalam
kelompoknya.
Seiring dengan bertambahnya umur, warna keemasan pada rambutnya akan semakin pudar berganti gelap hingga akhirnya dewasa pada umur 4-5 tahun. Dan hewan ini bisa hidup hingga 20 tahun. Dikarenakan umumnya hanya beranak satu ekor yang merupakan salah satu penyebab menurunnya populasi lutung di alam, juga disebabkan perburuan liar, menurunnya kualitas habitat, serta maraknya perdagangan illegal karena adanya permintaan yang tinggi terhadap lutung di pasar illegal.
Seperti contohnya habitat lutung di Jawa Barat yang hanya terkonsentrasi pada kawasan ber habitat yang relatif tidak terganggu, salah satunya di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP). Ya, lutung jawa merupakan salah satu bagian dari total keanekaragaman hayati Indonesia yang terdegradasi secara terus menerus. Begitulah sedikit paparan dari Ocie wakil dari KSE (komunitas satwa eksotik).
Lalu kemudian untuk Sesi selanjutnya disambung oleh Roy dan Herra yang masih dari kru KSE (Komunitas Satwa Eksotik) dengan materi edukasi tentang jenis jenis ular berbisa yang umum biasa ditemui di lingkungan sekitar kita.
Kemudian masuklah ke sesi tanya-jawab seputar materi-materi yang telah diterangkan, seperti pertanyaan Wulan (17), “kenapa reptil ada proses ganti kulit dalam hidupnya?” Dan segera dijawab oleh Hilmi wakil dari Sahabat Si Komo (unit dari KSE yang lebih mengkhususkan edukasi di level TK dan SD) , bahwa reptil mengalami dan melakukan proses ganti kulit / sheding yang berguna dalam proses pertumbuhan si reptil tersebut dan fungsi lainnya seperti menghindari parasit dan kutu atau tungau yang berada dan hidup di kulit mereka.
Dan akhirnya masuk ke sesi terakhir dan sesi yang paling ditunggu
siswa-siswa yang ada dan ikut di edukasi yang di gelar KSE (Komunitas Satwa Eksotik) Regional Semarang dan Sahabat Si Komo adalah Interaksi dan berfoto bersama satwa - satwa jinak seperti ular, biawak, iguana dll.
Menurut Ibu Dwi, Pembina dari SMA 15 Semarang, “acara ini sangat
menarik dan positif sekali karena muatan edukasinya yang langsung di lapangan dan semoga dapat terus dipertahankan dan berlanjut oleh pihak KSE.” (Budi)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !