Presiden Joko Widodo, Keberanian Bertindak dalam Penegakan Hukum INDEPNEWS.Com
Headlines News :
Home » , , » Presiden Joko Widodo, Keberanian Bertindak dalam Penegakan Hukum

Presiden Joko Widodo, Keberanian Bertindak dalam Penegakan Hukum

Ditulis Oleh redaksi Minggu, 07 Desember 2014 | 22.58

Tenggelamkan Kapal Asing, Jokowi: Biar Kapok! (okz)
INDEPNEWS.Com : Ada pesan sewot yang berulang ulang dilempar ke publik dari orang orang yang tetap ngotot bahwa kapal asing yang diledakkan itu kapal yang sudah lama ditangkap. Bahkan pesan sewot ini ngotot kapal yang diledakkan itu kapal kecil sehingga tidak layak disebut kapal. Melainkan jenis pompong yang memakai mesin tempel sekelas Yamaha layaknya pompong yang sering mengantar penumpang Batam Belakang - Padang.

Tentu pikiran pikiran skeptis yang hinggap dibenak orang orang ini lebih kepada ketidaksukaan personal kepada Presiden Jokowi yang mengalahkan jagoannya saat pilpres lalu. Lebih kepada kecenderungan apapun yang dilakukan Presiden Jokowi itu pencitraan, bukan kepada pesan substantif dari penenggelaman kapal itu sendiri.

Kita sering kali bereaksi atas suatu peristiwa mengupas asapnya daripada apinya. Sering terjebak kepada lapisan luar daripada lapisan inti. Akibatnya yang muncul adalah kebisingan buta. Seperti orang bebal yang tiba tiba matanya rusak lalu berteriak teriak dengan suara keras.

Padahal sejatinya pokok permasalahan sangat sederhana. Penegakkan hukum. Law enforcement. Inilah biang keladi mengapa pencurian ikan selama puluhan tahun terus berlangsung. Mengapa 5000 kapal setiap hari bisa hilir mudik dilaut Indonesia.

Jika anda masuk Singapore, pesan kebatinan yang berdegup kencang di pikiran anda adalah jangan macam macam dengan hukum Singapore. Pesan kebatinan hukum Singapore yang keras dan tegas ini terus terngiang ngiang dikepala anda. Padahal sejatinya anda adalah orang Indonesia yang suka melanggar hukum. Misalnya merokok sembarangan, membuang sampah sembarangan, meludah sembarangan, mengendarai kendaraan sesuka hati, tidak mau antri, pokoknya di Indonesia anda suka suka.

Namun, begitu anda masuk Singapore, anda berubah layaknya orang yang tertib hukum. Taat hukum. Perilaku anda berubah drastis. Perilaku anda tak ubahnya dengan orang Jepang, Eropa, Amrik, Singapore, Australia dll yang begitu tunduk atas aturan dan undang undang tanpa syarat.

Peledakan dan penenggelaman kapal Vietnam, bukan soal bahwa kapal itu kapal kecil semata. Bukan soal kapal itu sudah lama ditangkap semata. Peledakan dan penenggelaman kapal itu adalah soal penegakan hukum kedaulatan negara. Tentang kepastian hukum kita. Apakah hukum kita bisa diulur ulur lalu ujung ujungnya kompromi atau tegas tanpa pandang bulu. Apakah undang undang kita bisa diatur oleh pemilik kapal atau pengawal undang undang hanya tunduk pada aturan negara. Apakah negara diatur oleh mafia illegal fishing atau negara berdaulat atas dirinya sendiri.

Ledakan pesan dan ledakan api yang membumbung tinggi yang ingin disampaikan negara Indonesia kepada negara luar adalah wahai negara luar ...peringatkan nelayan anda jangan coba coba berani mencuri kekayaan laut kami mulai hari ini. Kami Bangsa Indonesia memberi warning kepada anda dengan keras dan tegas. Kami akan tenggelamkan kapal anda jika masih berani mencuri kekayaan laut kami. Kami tidak main main lagi.

Pesan api yang membumbung tinggi ini tentu sampai ke mata dan telinga Presiden Vietnam, Perdana Menteri Malaysia, Perdana Menteri Thailand, PM Singapore, PM Australia, PM Jepang, PM Taiwan, Presiden Tiongkok, PM Kamboja, PM Laos, Presiden Timor Leste dan semua kepala pemerintahan Asia Pasifik. Pesan suci Presiden Jokowi yang ingin mengatakan Bangsa Indonesia bukan bangsa banci lagi. Bangsa Indonesia siap mempertaruhkan apapun demi kedaulatan bangsanya. Bangsa Indonesia bukan bangsa ecek ecek lagi. Kami bangsa Indonesia adalah bangsa gagah berani seperti nenek moyang kami dahulu yang menguasai lautan dan samudra.

Hal ini sama seperti puluhan narapidana narokoba yang telah ditangkap bertahun tahun. Diputus hukuman mati, inkract, berkekuatan hukum tetap. Namun, tidak pernah kita dengar dieksekusi mati. Bahkan, dibalik dinding penjara narapidana mati ini mengendalikan jaringannya lebih kencang lagi.
Akibatnya, peredaran narkoba bukan semakin surut, malah semakin besar dan kencang. Mengapa? Karena law enforcement yang lembek. Penegakkan hukum yang lembek.

Sama seperti soal kapal yang ditangkap itu. Ini bukan soal baru ditangkap atau sudah ditangkap lama. Ini soal niat berani atau tidak mengeksekusi narapidana mati. Berani menembak mati atau tidak. Ini soal ketegasan tanpa ragu. Ketegasan tanpa ragu berimplikasi kepada kepastian hukum dan kehormatan martabat sebuah bangsa.

Dalam bulan Desember ini kita akan melihat narapidana narkoba akan dieksekusi. Atas perintah Presiden Jokowi. Presiden sebagai simbol negara telah menunjukkan kepada kita dan bangsa lain bahwa kita berdaulat atas politik negara kita. Keberanian bertindak dalam penegakan hukum berimplikasi luas bahwa tidak seorangpun diperkenankan mencuri, merusak, menjarah, merampok kekayaan negara dan masa depan generasi muda kita.

Pesan ini jelas dan tidak perlu ditafsirkan berbeda. Tenggelamkan dan Eksekusi!!
(Birgaldo Sinaga, Ketua DPD Bara JP Kepri)
Bagikan Berita :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

BERITA POPULER

Cari Blog Ini

 


Copyright © 2011. INDEPNEWS.Com - All Rights Reserved