MEDAN - INDEPNEWS.Com : Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Rohingya bersama warga asli Rohingya, Myanmar berunjuk rasa di depan Kantor Konjen Amerika Serikat, Uniland Plaza, Jalan MT Haryono, Medan, Sumatera Utara. Pengunjuk rasa meminta agar masyarakat Internasional memberikan perhatian yang serius terhadap persoalan kemanusiaan yang sedang menimpa masyarakat Rohingya.
Salah satu koordinatir aksi, Khairul Anwar Hasibuan menyayangkan diamnya masyarakat Internasional atas persoalan yang menimpa etnis rohingya. " Bayangkan rumah-rumah mereka dibakar, wanita diperkosa dan anak-anak juga dibunuh. Sedangkan masyarakat dunia hanya diam saja, demikian juga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tak mampu berbuat apa-apa." papar pengacara publik dari PAHAM Cabang Sumatera Utara tersebut.
Persoalan etnis Rohingya menjadi lebih parah ketika mereka diusir dari tanah kelahirannya. "Mereka diusir, akhirnya terkatung katung di tengah lautan. Kenyataannya mereka harus hidup berhari-hari bagai manusia perahu yang menyebabkan ratusan warga Rohingya meninggal dunia. Kemarin ada 500 an pengungsi yang terdampar di Aceh Utara, sebelumnya seribuan orang terdampar di Malaysia, bahkan ada yang ditemukan meninggal di pantai Thailand. Ini merupakan situasi kritis yang perlu penanganan bersama warga internasional" terang aktifis HAM dari PAHAM Cabang Sumatera Utara tersebut.
Karenanya, Khairul Anwar mendesak agar Indonesia mengambir peran aktif dalam kehidupan masyarakat internasional. "Indonesia harus memanfaatkan pengaruhnya di ASEAN agar ada tindakan nyata dari anggotanya dalam persolan ini. Selain itu pemerintah juga dapat memanfaatkan posisi strategisnya di OKI untuk mendorong tindakan bersama untuk menolong masyarakat Rohingya tersebut". pungkasnya. (*)
Salah satu koordinatir aksi, Khairul Anwar Hasibuan menyayangkan diamnya masyarakat Internasional atas persoalan yang menimpa etnis rohingya. " Bayangkan rumah-rumah mereka dibakar, wanita diperkosa dan anak-anak juga dibunuh. Sedangkan masyarakat dunia hanya diam saja, demikian juga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tak mampu berbuat apa-apa." papar pengacara publik dari PAHAM Cabang Sumatera Utara tersebut.
Persoalan etnis Rohingya menjadi lebih parah ketika mereka diusir dari tanah kelahirannya. "Mereka diusir, akhirnya terkatung katung di tengah lautan. Kenyataannya mereka harus hidup berhari-hari bagai manusia perahu yang menyebabkan ratusan warga Rohingya meninggal dunia. Kemarin ada 500 an pengungsi yang terdampar di Aceh Utara, sebelumnya seribuan orang terdampar di Malaysia, bahkan ada yang ditemukan meninggal di pantai Thailand. Ini merupakan situasi kritis yang perlu penanganan bersama warga internasional" terang aktifis HAM dari PAHAM Cabang Sumatera Utara tersebut.
Karenanya, Khairul Anwar mendesak agar Indonesia mengambir peran aktif dalam kehidupan masyarakat internasional. "Indonesia harus memanfaatkan pengaruhnya di ASEAN agar ada tindakan nyata dari anggotanya dalam persolan ini. Selain itu pemerintah juga dapat memanfaatkan posisi strategisnya di OKI untuk mendorong tindakan bersama untuk menolong masyarakat Rohingya tersebut". pungkasnya. (*)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !