![]() |
Ilustrasi |
Pemilu harus bisa memberikan pembelajaran pada masyarakat tentang bagaimana memilih pemimpin yang baik dengan tata cara yang baik, pendidikan politik ini di emban oleh penyelenggara yakni KPU, dan juga media massa sebagai pilar yang mengawal demokrasi. Jelas Nulat Pengamat PILKADA Serentak dari Badko HMI Jateng/DIY (01/01/2016).
KPUD Klaten Meleset Jauh Dari Target, Sosialisasi KPUD Klaten bukan hanya kurang maksimal, akan tetapi sosialisasi tidak samasekali menyasar, apa yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Klaten membuat partisipasi pemilih pada Pilkada Serentak 2015 sangat rendah. Sebagai konsekuensinyadalam Pilkada Klaten Golput tampil menjadi juara 380.344 Golput + 31.756 Tidak syah: 412.000 suara mutlak sebagai Juara.
KPUD Klaten menetapkan Hati Mulya sebagai pasangan terpilih di pilkada Klaten sesuai surat keputusan KPU bernomor: 50/Kpts/KPU-Kab/012.329461/2015 tentang Penetapan Pasangan Terpilih dalam Pilkada Klaten.
Tapi kalau kita hitung Golput lah Juara dalam PILKADA Klaten yang sesungguhnya:
Sesuai hasil penghitungan suara;
Hati Mulya meraup 321.593 suara
OK-To meraih 273.189 suara.
Faham memperoleh 62.849 suara
Jumlah DPT Klaten: 1.037.875 suara
Jumlah Yang mengikuti pemilihan di Klaten mencapai 657.631 suara.
Jumlah yang Golput / tidak menggunakan hak suaranya 380.344 suara. Di tambah Jumlah suara tidak sah mencapai 31.756 suara: 412.000 Suara (GOLPUT Sebagai Juara)
Target berlebihan yang konyol tidak di imbingi dengan kinerja; KPU Klaten menetapkan target partisipasi hingga 80 persen, KPU Klaten menetapkan target 2,5 persen di atas target partisipasi pilkada nasional sebesar 77,5 persen. Kenyataanya meleset dan sangat jauh dari target capaiannya meleset jauh yakni hanya sekitar mendekati angka 50 persen. Silahkan pertanggungjawabkan kinerja buruk kalian KPU maka Contohlah dirjen pajak dan dirjen perhubungan darat.
Berdasarkan hasil survei PSPK Un¬pad, angka golput dalam Pilkada Serentak 2015 ini rata-rata 40 hingga 50 persen dari daftar pemilih tetap (DPT). ”Penyelenggara pemilu (KPU) menjelang pilkada ini adem ayem saja,” partisipasi masyarakat pada Pilkada Serentak 2015 harus menjadi bahan evaluasi penyelenggara pemilu.
Tak ada hingar-bingar sosialisasi pilkada. Hampir semua segmen pemilih cenderung tidak mengetahui akan digelarnya pilkada. pesta demokrasi harus benar-benar menjadi pesta rakyat. Maka publik harus terlibat dan hajatan pilkada harus diinformasikan secara maksimal,” Tegas tim dari PSPK Unpad. (JA)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !