![]() |
Dari kanan foto pelaku/tersangka yang berinisial "A" masih belum tertangkap (DPO) dan sebelah kiri foto dukun yang berinisial "Y" (Foto : Syaiful B) |
Herman salah satu warga yang ditemui mempertanyakan tindak lanjut dan penanganan kasus penganiayaan yang dialami Toni, “Gimana tindak lanjutnya polres menanganai kasus Toni ini” ujar Herman. Belasan warga ini merasa prihatin terhadap Toni dan bahkan ada salah satu warga bernama Yulis yang celetuk “Kami warga semua disini mengecam polisi yang lelet tangani kasus ini”, ungkapnya , Minggu (31/1).
Sementara Efendi yang menjadi Korlap Aksi pada solidaritas kasus Toni yang unjukrasa ke Polres Sumenep menilai Polres Sumenep sangat lamban dalam menangani kasus Toni. Ia mendesak pihak kepolisian untuk segera memprosesnya secara adil.
“Kami menuntut Polisi untuk segera menangkap pelaku penganiayaan terhadap Toni. Karena hingga saat ini pelaku penganiayaan belum ditangkap dan masih berkeliaran,” kata Korlap Aksi Efendi, Senin (25/01/2016) yang lalu.
Pada waktu itu aksi demo yang berjumlah sekitar sepuluh orang tersebut mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Dari pantauan, ratusan polisi yang terdiri juga dari polwan mengamankan penyampaian tuntutan yang dilontarkan para pendemo di depan Polres Sumenep.
Sementara itu, foto pelaku dan foto yang diduga sebagai dukun sudah banyak tersebar di dumay, seperti yang sudah diunggah oleh beberapa akun yang menyebutkan pada foto itu sebagai pelaku dan ada pula yang menyebutkan pada foto lain sebagai dukun pada kasus Toni.
Menanggapi polemik masyarakat yang mendesak Polres Sumenep agar cepat menangkap dalang dan dukun pada kasus Toni ini, Kapolres Sumenep melalui Kabag Humas Polres Sumenep AKP Hasanuddin menjelaskan bahw pihaknya terus memproses kasus tersebut. Selama ini penyidik telah memeriksa beberapa orang yang diduga terlibat dalam penganiayaan yang menyebabkan tangan Toni melepuh setelah dipaksa dimasukkan ke minyak goreng.
“Pihak polres sudah melakukan upaya keras untuk mengungkap kasus ini. Penyidik juga telah memerikasa beberapa orang untuk dimintai keterangan,” jelas AKP Hasanuddin.
Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, Toni salah seorang pelajar di Sumenep diduga mengambil Hp milik temannya. Setelah dipaksa untuk mengaku, Toni karena merasa benar- benar tidak mengambil tetap berkomitmen untuk tidak mengakui karena memang tidak mencuri / mengambil HP yang dituduhkan itu. Sehingga disitu dari keluarga remaja yang merasa kehilangan HP yang merupakan keluarga besar advokat/pengacara, memaksa Toni untuk mencelupkan tangannya ke minyak goreng mendidih yang telah disiapkannya (S. As’ali)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !