Bupati Bondowoso, H. Amin Said Husni Saat Penandatanganan Peresmian Bhujuk Among Sari (Andi N) |
Sebelum acara dimulai suasana di sekitar lokasi pengunjung tua muda dan
anak-anak baik dari desa Wonosari sendiri maupun dari desa-desa sekitar cukup
ramai hampir menutup jalan utama menuju lokasi karena selain ingin menghadiri
acara tersebut mereka juga ingin sekali bertatap muka langsung dengan orang
nomor satu di Bondowoso, Bapak H. Amin Said Husni. Mereka makin berkerumun dan
berjejal mendekati panggung ketika kedatangan Amin dan tidak lama kemudian naik
panggung membuka acara sekaligus penandatanganan peresmian Bhujuk Among Sari.
Dalam pidatonya Amin dominan menekankan pentingnya pendidikan bagi anak
usia sekolah di pedesaan karena pendidikan jaman sekarang tidak mengenal strata
sosial baik anak-anak perkotaan dan pedesaan memiliki peluang yang sama untuk
meraih pendidikan setinggi mungkin dan semua itu tergantung dari kemauan anak
dan pola pikir ( mind set ) para orang tua. Selain pendidikan dasar dan
menengah gratis serta banyaknya beasiswa baik dari pemerintah maupun swasta
akan cukup membantu meringankan beban orang tua nantinya, di perguruan tinggi
juga ada program Bidik Misi dimana bagi siswa tidak mampu namun cukup pintar
dan dari golongan tidak mampu akan dibantu oleh pemerintah baik dari biaya
kuliah maupun biaya hidup selama kuliah sampai lulus kuliah.
Ditambahkan pula
dalam pidatonya beliau mengatakan, ”Mon Andhi’ anak bini’ jek dhuli palake,
mon anak lake’ jek dhuli palako.” (Kalo punya anak perempuan jangan terburu
dinikahkan, kalo punya anak laki-laki jangan terburu-buru disuruh bekerja).
Beliau juga mengharapkan makin tinggi ilmu seseorang akan menjadi orang atau
masyarakat yang beriman, berdaya dan bermanfaat.
Setelah Amin kemudian giliran para Kyai untuk menyampaikan wejangannya
kepada masyarakat Wonosari dan sekitarnya dan terakhir Kyai yang tidak asing
lagi namanya di Bondowoso, KH.Kurdi menyampaikan pidatonya yang khas penuh
dengan humor membuat hadirin ketawa terpingkal-pingkal, beliau juga
menyampaikan kepada masyarakat wonosari dan sekitarnya jangan rendah diri atau
ragu meskipun mengenyam pendidikan agamis karena bupati kita orang nomor satu
di Bondowoso saat ini juga jebolan dari pondok pesantren (Nurul Jadid,Paiton).
Diingatkan pula oleh beliau bahwa Bupati Amin telah resmi mengganti hari jadi
Bondowoso yang semula diperingati setiap tanggal 16 Agustus dirubah menjadi setiap 25 Syawal (Tahun Islam bukan
Masehi lagi).
Begitu semaraknya Haul Akbar dan selamatan Desa Wonosari, konon menurut
para sesepuh pendahulu masyarakat dahulu sekitar 200 tahun silam ada tokoh dari
Pulau Madura dari Talang Siring,
Pamekasan mengadakan perjalanan (musafir) ke tanah Jawa dan terdampar menetap di Desa Wonosari Kecamatan Grujugan
sampai turun menurun hingga sekarang, beliau wafat dan dimakamkan di desa itu
kemudian makam itulah yang disebut Bhujuk Among Sari sedangkan nama desa itu
berasal dari kata Wono yang artinya alas atau hutan dan Sari yang berarti Bunga
karena sampai sekarang memang masih banyak bunga khas di desa itu yaitu bunga Edelweis
(Bunga keabadian). Namun adakah
ikatan darah atau garis keturunan antara Bhujuk Among Sari dengan H.
Amin Said Husni yang keduanya sama-sama berasal dari Pamekasan? Semoga
Desa Wonosari menjadi desa yang makmur, aman dan sentosa juga abadi. (Andi N)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !