Gubernur Jateng Prihatinkan Alih Fungsi Tanah di Solo Raya INDEPNEWS.Com
Headlines News :
Home » , , » Gubernur Jateng Prihatinkan Alih Fungsi Tanah di Solo Raya

Gubernur Jateng Prihatinkan Alih Fungsi Tanah di Solo Raya

Ditulis Oleh redaksi Selasa, 29 Mei 2012 | 18.42


SUKOHARJO, INDEPNews ; Gubernur Jawa Tengah, H. Bibit Waluyo menyatakan keprihatinannya atas peralihan fungsi tanah dari lahan pertanian menjadi pemukiman dan pabrik. Rasa kepritaninan orang nomor satu di Jawa Tengah itu, ditujukan untuk wilayah Solo Raya terutama di Kota Solo, Boyolali, Sukoharjo, Klaten dan Karanganyar.

Dengan peralihan hak tanah, jelas-jelas akan menyengsarakan rakyat. Pasalanya, sebagian besar tanah yang beralih fungsi merupakan lahan pertanian hijau yang mampu menghasilkan padi cukup banyak, tegas Gubernur Bibit Waluyo, dihadapan para Bupati, Walikota se Jawa Tengah, para pejabat Provinsi Jateng, Kepala SKPD, Camat dan Lurah/Kepala Desa se Kabupaten Sukoharjo, di area Dam Colo,  Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Selasa 29 Mei 2012 siang tadi.

Gubernur datang ke Sukoharjo, untuk memimpin Upacara Peringatan Hari Air ke 20 dan Hari LIngkungan Hidup se Dunia tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 yang dipusatkan di Benung Colo, Nguter.

Lebih lanjut, Gubernur mengatakan, dia tahu persis peralihan hak tanah dari sabuk hijau menjadi pemukiman atau pabrik. Bahkan, Gubenrur menunjuk wilayah Kecamatan Mojolaban, Kartasura dan Grogol banyak tanah sawah sabuk hijau telah berlaih fungsi.

Terkait dengan itu, gubernur berpesan agar para Bupati dan Wali Kota di Jawa Tengah lebih berhati-hati untuk member izin peralihan fungsi hak tanah. “Kalau sampai ada Bupati atau Walikota member izin peralihan tanah, nantinya akan menerima imbalan tidak enak di akherat. Pasalnya, peralihan tanah akan membunuh masyarakat,” pinta gubernur seraya berkelakar.

Menurut dia, program Bali Ndeso mbangun deso yang dicanangkan tujuan utama untuk kemakmuran masyarakat. Untuk itu, jangan sampai terjadi lagi ada peralihan hak tanah yang menyimpang. Tapi, kejadian di Sukoharjo itu Bupatinya yang dulu, bukan Bupati sekarang Wardoyo Wijaya, timpal Gubenrur.

Ditandaskan  Gubernur, dampak dari peralihan sangat terasa karena swasembada pangan di Jawa Tengah, sedikit terancam. Padahal, sampai saat ini Jawa Tengah masih menjadi andalan swasembada pangan secara nasional. Termasuk juga Kabupaten Sukoharjo, menjadi salah satu lumbung pangan andalan di Jawa Tengah.

Memang, imbuh Gubernur, terancamnya swasembada pangan di Jateng, bukan hanya peralihan tanah. Tapi juga faktor alam, akibat ulah manusia yang menebang hutan tidak terkendali. Sebab, yang terjadi saat ini penebangan hutan tebang butuh, artinya terjadi penabangan hutan membabi buta.

Dampaknya, banyak hutan gundul sehinga kalau musim penghujan terjadi bencana tanah longsor dan banjir. Disisi lain, saat kemarau terjadi kekeringan akibat tidak ada resapan air. Seharusnya,  penebangan hutan dilakukan tebang pilih, paparnya lanjut.

Sebelumnya, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, SH, MH menyampaikan selamat datang kepada GUbenrur Jawa Tengah, Dirjen Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum beserta rombongan di area Dam Colo, Pengkol, Nguter, Sukoharjo.

Bupati menjelaskan, Bendong Colo merupakan salah satu bangunan hasil proyek Pembangunan Prasarana di Wilayah Sungai Bengawan Solo menyediakan air baku untuk mengairi sawah 23.200 Hektare. Pemanfaatan air irigasi Colo merupakan salah satu upaya mendukung pencapaian target produksi komoditas pangan di Jawa Tengah.

Usai memberi pengarahan dan sambutan, Gubernur dan istri Ny. Hajah Sri Bibit Waluyo,  didampingi Bupati Wardoyo Wijaya dan istri Ny. Hajah Etty Wardoyo, Dirjen Sumber Daya Air, Bupati/Walikota se Solo Raya, dan para pejabat meninjau pintu air Dam Colo. Acara dilanjutkan, pemeriksaan hasil kerajinan di ruang pameran area Dam Colo. (Sutarmin, SH)
Bagikan Berita :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

BERITA POPULER

Cari Blog Ini

 


Copyright © 2011. INDEPNEWS.Com - All Rights Reserved