![]() |
| Terlihat areal tanaman kedelai yang masih umur muda belum menginjak masa bunga atau buah.(Foto : Sumanto) |
KLATEN-INDEPNews; Kenaikan harga kedelai dalam sebulan
terakhir mulai dirasakan produsen tahu. Dalam sebulan terakhir harga kedelai
yang sebelumnya Rp 5.500 per kilogram, kini naik menjadi Rp 7.600 per
kilogramnya (kedelai Lokal). Sedangkan untuk kedelai impor harganya lebih mahal
dan mencapai Rp 8.300 ribu per kilogram. Namun, petani kedelaI Di wilayah
Kabupaten Klaten, tak merasakan atas kenaikan harga kedelai tersebut. Sebab,
sekarang ini umur tanaman kedelai belum menganjak berbunga atau berbuah.
Bahkan, mereka (petani-red) terancam gagal panen, karena beberapa pekan
terakhir ini hama
tikus mulai mengganas.
Dibagian
lain, kondisi ini membuat produsen tahu harus pandai mensiasati agar usahanya
bisa terus berjalan. Menurut penuturan Wiyono (58) salah satu produsen tahu di
Dukuh Banjarsari Desa Leses Kecamatan Manisrenggo Klaten, dia mengaku sehari
dia biasa menggiling 1 kuintal kedelai untuk dibuat menjadi tahu. Meski harga
bahan bakunya naik, dia tidak bisa menaikan harga tahu lantaran takut
pembelinya akan lari. Untuk mensiasatinya dia mengurangi ketebalan tahu. Dari
yang biasanya 3 sentimeter menjadi 2 sentimeter. Hal ini dia lakukan guna
menekan angka kerugian.
Dikatakan,
kenaikan harga kedelai ini sangat menyulitkan kami. Sebab kedelai merupakan
bahan utama dalam pembuatan tahu. Kalau mau menaikkan harga pasti konsumennya
akan protes dan tidak mau membeli. Sementara kami juga akan rugi seandainya
harga masih tetap. Karena itu, pihaknya hanya mengurangi ketebalan tahunya
saja. Sedangkan untuk besar kecilnya tahu disesuaikan dengan permintaan.
Menurut
penuturan beberapa petani di wilayah Kecamatan Trucuk dan Cawas, serangan hama tikus mulai
bermunculan dalam beberapa pekan terakhir ini. Tanaman yang diserang pada
bagian batang tanaman dipangkas (digigit) sehingga tanaman layu dan mati.
Padahal, katanya. tahun-tahun sebelumnya tikus jarang menyerang tanaman kedelai.
Hama yang
sering menyerang hanya belalang dan ulat daun. "Akibat serangan hama tikus ini membuat
para petani gelisah. Karena, serangan tikus sulit didekteksi, lantaran bisa
menyerang kapan saja, sore, malam, bahkan siang hari pun mengganas.
"Gropyokan pun sulit dilakukan, lantaran tikus bersumbunyi di
lubang-lubang maupun tumpukan jerami," ungkap Harjo, petanmi di wilayah
Kecamatan trucuk.
Sementara
itu, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Klaten, Ir. Joko
Siswanto menyatakan, adanya informasi kegelisahan petani kedelai terkait dengan
serangan hama tikus tersebut, petugas dari dinas pertanian akan melakukan
pengecekan. Menurutnya, untuk mengantisipasi serangan hama
tikus pada tanaman kedelai, Dinas telah menyiapkan umpan yang paling efektif
terhadap serangan hama
tersebut. Sehingga panen kedelai yang ditargetkan tahun ini 4.100 hektar lahan
kedelaI PANEN HARUS TERCAPAI. (Anto)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !