Kirab Gunungan Ketupat Puncak Syawalan Dilepas Dari Alun-Alun ke Rowo Jombor INDEPNEWS.Com
Headlines News :
Home » , , » Kirab Gunungan Ketupat Puncak Syawalan Dilepas Dari Alun-Alun ke Rowo Jombor

Kirab Gunungan Ketupat Puncak Syawalan Dilepas Dari Alun-Alun ke Rowo Jombor

Ditulis Oleh redaksi Sabtu, 25 Agustus 2012 | 09.50

Gunungan ketupat tahun sebelumnya nampak mendapat perhatian pengunjung (Foto : Sumanto)













KLATEN, Independent News Online ; Puncak perayaan tradisi Sebar Ketupat setiap Syawalan yang digelar di Bukit Sidhoguro, sebelah Utara Rowo Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, ditandai dengan kirab Gunungan Ketupat yang diyakini bisa membawa berkah itu, dilepas dari Alun-alun kota Klaten menuju obyek Wisata Rowo Jombor, Minggu (26/8) lusa.

Kendati tradisi syawalan tahun ini tanpa adanya getekan, namun sejak pasca lebaran hingga menjelang puncak acara, telah dipadati pengunjung. direncanakan 40 Gunungan akan dikirab menuju lokasi di bukit Sidhoguro untuk diperebutkan warga. Sejumlah gunungan tersebut dari tiap kecamatan yang rata-rata menyumbang satu gunungan, kini diwakilkan melakukan eks kawedanan.

Menurut pemantauan Jumat (24/8), ratusan warga Desa Krakitan dan sekitarnya sudah memadati lokasi obyek wisata Rawa Jombor dan Sendang Bulus Jimbung, serta utamanya di lingkungan Bukit Sidhogura. Warga memadati sekeliling lapangan mesti puncak acara.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Klaten, Drs. Sugeng Haryanto mengungkapkan, kegiatan syawalan sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak puluhan tahun lalu. Bahkan jauh sebelum Rawo Jombor ada. Kalau tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan tiap seminggu setelah lebaran, namun tahun ini hari keenam. Soal majunya waktu pelaksanaan ini tidak terlalu dipermasalahkan.

Tahun 2011 gunungan ketupat agak menurun. Namun untuk tahun ini ditargetkan 40 gunungan ketupat yang akan dikirab untuk memeriahkan puncak tradisi Syawalan di Bukit Sidoguro, kompleks Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, pada Minggu (26/8) lusa.

Gunungan ketupat tahun ini dipersembahkan tak hanya instansi pemerintah, namun dari unsur perusahaan daerah, perbankan, perusahaan swasta, dan utamanya warga setempat. Gunungan yang akan dilepas oleh Ketua DPRD Klaten dari halaman Masjid Raya yang berseberangan dengan alun-alun Kota Klaten, kemudian gunungan sesampainya di Bukit Sidoguro akan diserahkan kepada Bupati Klaten, selanjutnya diserahkan kepada masyarakat untuk diperebutkan.

Dijelaskan, awal mula diselenggarakan acara ini ketika disana tinggal seorang pemuka agama bernama Sayid Habib yang masih memiliki darah dari Kasunanan Surakarta. Ketika menyelenggarakan syawalan, dia sengaja menyediakan ketupat yang dia bagikan pada masyarakat sekitar sebagai bentuk sedekah. Dipilihnya ketupat karena berasal dari kata 'Ngaku Lepat' (mengaku bersalah).

"Setelah itu, tiap bulan syawal masyarakat di sini selalu mengadakan kegiatan ini. Selain sebagai wujud syukur, juga bertujuan untuk meneruskan budaya dari leluhur. Masyarakat yakin, bagi siapa saja yang bisa mendapatkan ketupat tersebut akan mendapat berkah. Sehingga tidak sedikit warga yang lalu mengkramatkan ketupat tersebut," ungkapnya.

Disebutkan, sejak ratusan tahun yang lalu, masyarakat Klaten khususnya yang bermukim di dua desa dan dua kecamatan (Desa Krakitan, Kecamatan Bayat dan Desa Jimbung Kecamatan Kalikotes) masih memegang teguh tradisi sebar ketupat yang konon diyakini 'ngalap berkah' dari para leluhurnya atau para pendahulunya.

Karena itulah, acara yang diyakini membawa berkah ini akan setiap syawalan tetap dilestarikan. Bahkan acara tradisi Syawalan tahun ini lain dari tahun sebelumnya. Kegiatan acara tradisi syawalan tahun ini, diselenggarakan seperti tahun sebelumnya. Gunungan Ketupat (Syawalan) akan dikirab dengan mengambil start dari halaman Mesjid Raya Klaten dn finish di Bukit Sidoguro Jombor Permai yang ada di kawasan Obyek Wisata Jombor Desa Krakitan, Kecamatan bayat.

Menurut Sugeng Haryanto, sebelum puncak acara, panitia menarik tiket masuk Rp 3.000, sedangkan saat puncak acara nanti tiket masuk dinaikkan menjadi Rp 5.000. Penetapan tarif itu didasarkan atas Peraturan Daerah (Perda) yang berlaku. Dengan perayaan tardisi di obyek wisata Rawa Jombor tersebut, diharapkan dan ditargetkan mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 86,25 juta. (Anto)
Bagikan Berita :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

BERITA POPULER

Cari Blog Ini

 


Copyright © 2011. INDEPNEWS.Com - All Rights Reserved