KLATEN-INDEPNews; Pasca kasus kebocoran pipa penyuplai
bahan bakar minyak (BBM) di Desa Jebog, Kecamatan Karanganom, Klaten, mendapat
respon langsung dari PT. Pertamina. Selasa (7/8) pihak Pertamina langsung
menerjunkan tim ke lapangan. Selain itu, badan usaha milik negara (BUMN)
tersebut mengevaluasi sistem pengamanan terhadap pipa penyuplai BBM.
Asisten
Manajer Eksternal Relation Pemasaran BBM Retail Region IV Heppy Wulansari,
kebocoran pipa penyuplai BBM yang terjadi di Klaten bukan pertamakali. Sebab,
pada Juni 2011 silam juga terjadi kebocoran di wilayh Kecamatan Tulung.
Menurutnya,
kalau dilihat jenis kasusnya ada kesamaan yang ditemukan tim yang terjun ke
lapangan. Yakni di sekitar lokasi ditemukan ada kran dan klem yang diduga
menjadi alat untuk melakukan pencurian BBM.
Dengan
beberapa kesamaan bukti yang ditemukan membuat pertamina kembali melakukan
evaluasi terkait dengan sistem pengamanan. Khususnya pada pipa penyuplai BBM
yang berada di permukaan tanah seperti di atas sungai. Sebab posisi itu rawan
terjadi pencurian.
Menurutnya,
kasus yang terjadi kemarin sebagai
contohnya. Pipa yang bocor ternyata tak jauh dari pipa yang terlihat dari
permukaan tanah. Kendati belum ada kepastian tentang penyebab bocornya pipa,
namun tak ada salahnya evaluasi pengamanan dilakukan.
Lebih
lanjut Heppy menjelaskan, evaluasi internal dirasa perlu agar kasus kebocoran
yang terjadi pada pipa penyuplai BBM tidak terulang. Sedangkan untuk hubungan
secara ekternal pihaknya tentu akan semakin meningkatkan koordinasi dengan
kepolisian setempat agar membantu pengamanan fasilitas milik pertamina.
Sebab,
tambah dia, karena infrastruktur milik pertamina merupakan obyek vital. Maka
perlu mendapat perhatian khusus. Sehubungan itu, pihaknya menghimbau kepada
masyarakat sekitar agar proaktif melaporkan jika ada indikasi pencurian atau
perusakan terhadap pipa dan sarana pertamina lainnya.
Diungkapkan,
kebocoran pada pipa penyuplai BBM sudah selesai ditangani petugas teknis yang
diterjunkan pertamina. Diperkirakan pada Selasa sore pengelasan dan penambalan
kebocoran sudah selesai dilakukan. Karena itu, suplai BBM ke Depot Pertamina di
Teras, Boyolali dapat kembali normal.
Pihaknya
menjamin untuk stok BBM di depot tersebut tidak akan kurang. Sehingga
masyarakat tidak perlu panik. Terkait dengan kasus tersebut Polres Klaten masih
terus melakukan pendalaman kasus. Hingga saat ini belum dapat disimpulkan
apakah kasus tersebut mengarah pada tindakan kriminal atau kejadian biasa.
Menurut
Kabag Ops Kompol Edi Wibowo, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Kalingga Rendra
Raharja mengatakan, pihaknya masih terus mengembangkan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap saksi. Bukti-bukti yang ada di lokasi kejadian akan menjadi
petunjuk dalam mengembangkan kasus tersebut.
Seperti
diketahui, pipa Pertamina dari Depot Rewulu ke Depot Boyolali yang melewati
Dukuh Pondok Desa Jeblok Karanganom Klaten diketahui bocor. Diduga kebocoran
tersebut terjadi karena adanya usaha pencurian BBM yang dikirim melalui pipa
tersebut. Karena,
disekitar pipa yang bocor ditemukan kran dan klem yang menempel pada pipa yang
kebocoran.
Kebocoran
kali tersebut pertama diektahui oleh Sofyan Effendi (60) warga setempat. Saat
itu, sekitar pukul 09.00 WIB, saksi ketika akan ke sawah terkejut melihat bibit
padinya yang mati mendadak. Setelah diperiksa, ternyata air disekitar sawahnya
tercemar dengan BBM.
Ternyata
minyak yang mencemari air tersebut berasal dari pipa pertamina yang bocor. Atas
kejadian tersebut, saksi Sofyan langsung melapor ke kantor desa setempat.
Namun, lantaran tanggapan yang didapat kurang serius, Sofyan kemudian
mendatangi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Boyolali.


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !