![]() |
| Bupati Sukoharjo, H. Wardoyo Wijaya SH MH usai upacara penurunan bendera (Foto : Armin) |
SUKOHARJO-INDEPNews ; Bupati Sukoharjo, H. Wardoyo Wijaya SH MH, tidak
melarang penggunaan mobil dinas untuk mudik lebaran. Bahkan, Bupati juga
memperbolehkan pejabat menerima hadiah parsel, tapi nilainya dibawah Rp 1 juta.
Dia menjelaskan, secara kemanusiaan
pejabat diperbolehkan mengunakan Mobdin untuk mudik. Namun, konsekuensinya
harus menangung seluruh biaya yang dikeluarkan seperti bahan bakar dan kalau
terejadi keruskan, jelas Bupati Wardoyo Wijaya kepada Independent News Online
usai upacara penurunan Bendera di Alun alun Satya Negara, Jumat (17/8) sore.
Menanggapi pernyataan penasehat
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abdullah Hehamahua, menyatakan bahwa
kebiasaan menggunakan mobil dinas untuk keperluan pribadi adalah perilaku
koruptif. “Mangga [silakan] saja kalau KPK berpendapat demikian tapi
mestinya ada kelonggaran. Apalagi di hari yang Fitri itu kan merupakan
kesempatan baik untuk silaturahmi dengan sanak keluarga. Dan hanya setahun
sekali menggunakan mobdin untuk mudik, imbuh Bupati.
Lebih lanjut Wardoyo mengatakan
penggunaan Mobdin di lingkungan Pemkab Sukoharjo untuk mudik masih bisa
ditoleransi. Dia berpendapat hal itu masih manusiawi sehingga tak perlu
dilarang. Ditanya soal pemberian parsel bagi pejabat di lingkungannya, Bupati
tak mempermasalahkannya jika nilainya wajar.
“Kalau hanya parsel di Sukoharjo itu
apa ada yang besar? Paling hanya buah-buahan dan roti, sehingga masih wajar.
Kecuali kalau nilai parsel yang diberikan mencapai puluhan juta rupiah, itu
tidak wajar,” kata Bupati menegaskan.
Sementara Ketua DPRD Sukoharjo, Dwi
Jatmoko yang ditanya soal Mobdin mengatakan hal itu tergantung kebijakan daerah
masing-masing. Namun pemakaian mobdin untuk mudik pegawai di lingkungan Pemkab
Sukoharjo diserahkan ke Bupati.
“Terserah Bupati yang mengatur,
karena hal itu kan merupakan kewenangan Bupati. Tetapi kalau saya melihatnya
dari sisi kemanusiaan. Kan pemakaian Mobdin semacam itu tidak setiap hari,”
terang dia.
Menyinggung soal pemberian parsel
yang biasa dilakukan pihak tertentu kepada para pejabat, dia juga tak
mempermasalahkannya asal nilainya masih wajar. Selain itu pemberian parsel
harus murni atau tak terkait dengan urusan apa pun sehingga tak memengaruhi
kebijakan. (Armin)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !