![]() |
| Secara bersama-sama petani dan unsur pemerintah lakukan gopyokan tikus. (Foto : Sumanto) |
Koordinator Pengamat Hama Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten Sunarno mengatakan, untuk lahan yang puso berada di beberapa kecamatan. Jumlah tersebut diperkirakan dapat bertambah, karena serangan hama tikus masih terus berlangsung. Dari 12.910 hektar lahan padi yang ada di Klaten, 600 hektar sudah masuk kategori terancam.
Ditambahkan, serangan hama tikus grafiknya terus mengalami kenaikan sejak Juli lalu. Diperkirakan serangan masih akan terus berlangsung hingga September ini, yaitu saat petani memasuki musim panen.
Sehubungan itu, dispertan bersama gabungan kelompok tani (gapoktan) dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah serangan tikus agar tidak meluas. Gropyokan massal sudah sering dilakukan di lahan yang hama tikusnya merajalela.
Menurutnya, seperti hari ini pihaknya mengajak semua lapisan masyarakat untuk ikut kegiatan gropyokan. Mulai dari anggota TNI, polisi dan petani. Pihaknya menyediakan alat yang sering disebut emposan dan longses. Alat itu berfungsi untuk membuat tikus keluar dari sarangnya, begitu keluar tikus diburu petani.
Dijelaskan, kalau kegiatan gropyokan dapat serentak digelar maka ke depan serangan dapat dikendalikan. Namun belum semua petani mau melakukan kegiatan tersebut, masih ada petani yang memilih gropyokan sendiri-sendiri.
Terpisah, Kepala Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom Supriyadi mengatakan, di desanya hama tikus menjadi musuh bersama bagi petani. Mereka banyak yang mengalami puso karena tanaman padi tidak berbuah akibat serangan tikus.
Terkait serangan hama itu, dia berharap petani yang gagal panen mendapatkan bantuan dari pemerintah. Minimal biaya untuk tanam dan perawatan, karena satu petani ada yang mengalami kerugian hingga jutaan akibat gagal panen terebut.
"Kendati sudah ada bantuan peralatan dan obat untuk membasmi tikus, namun petani juga masih swadaya dalam melakukan gropyokan. Dan mereka rela tak menggarap lahan agar bisa ikut kegiatan gopyokan," tambahnya.
Seperti yang terlihat kemarin, puluhan petani dibantu anggota Kodim 0723 Klaten dan polisi menggelar gropyokan bersama di lahan yang terserang tikus. Mereka bahu membahu memburu tikus yang keluar dari sarang. (Anto)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !