![]() |
| Ratu Atut Chosiyah |
JAKARTA
- INDEPNEWS.Com : Ratu Atut
Chosiyah yang tetap memegang jabatan Gubernur Banten meski sudah menjadi
tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), adalah muslihat sistematis Demokrat
dan Golkar membendung "Jokowi Effect" ke Banten.
"DPRD
Banten yang didominasi Golkar dan Demokrat, perlu lebih bijak dan
realitistis," kata Sihol Manullang, Ketua Umum DPP Barisan Relawan Jokowi
Presiden (Bara JP) di Jakarta, Selasa (11/3).
Sihol
mengingatkan, Atut yang terus bercokol sebagai gubernur, bukan hanya
berimplikasi birokrasi, di
mana dinamisasi perangkat pemerintahan jadi tertahan, tetapi juga menghambat
arus perubahan.
"Jokowi
harus dilihat dilihat sebagai gelombang perubahan, sebab ternyata pemilih
partai di luar PDI-P, banyak juga yang memilih Jokowi dalam Capres. Gelombang
perubahan jangan dihambat," katanya.
Bara
JP merupakan organisasi pendukung Jokowi yang bertama dan merupakan organisasi
yang paling mengakar, lahir dari kongres di Bandung 15 Juni 2013.
Mengutip
kata-kata Lech Walesa, siapa saja yang menghambat arus gelombang perubahan,
maka tangannya akan berdarah-darah. "Kalau tak mau hambat gelombang
perubahan, DPRD Banten dan Atut ambil langkah konkret," katanya.
Sihol
juga mengingatkan, ada sesuatu yang salah salah aturan dan perundang-undangan,
pejabat publik yang sudah ditahan masih bisa mengendalikan birokrasi. "Ini
artinya, produk aturan lahir dari kartel-kartel politik," ujarnya.
Ke
depan, praktik pembuatan aturan demi kepentingan kartel politik, harus
dihentikan, wewenang DPR perlu dikaji ulang. Semisal pembuktian terbalik dalam
korupsi, bukannya digagas DPR, sebab korban pertama adalah mereka sendiri. (RJ)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !