![]() |
| Jusuf Kalla |
JAKARTA - INDEPNEWS.Com : Indonesia memiliki
sejarah kelam tentang konflik antar kelompok. Di antaranya adalah konflik yang
terjadi di Poso dan Ambon. Namun, semuanya dengan damai redam ketika pihak
pemerintah yang dikomandoi Jusuf Kalla (JK) turun tangan.
Dalam buku “Perdamaian Ala JK” karya Hamid
Awaludin, diceritakan bahwa di tengah sebuah acara di lapangan terbuka di Kec
Tentena, Kab Poso, yang juga terkenal sebagai basis kelompok Kristen, sejumlah
pejabat dari Jakarta menyaksikan orasi yang silih berganti dari tokoh-tokoh
lokal. Semua jelas menebar rasa marah antar kelompok. Bahkan, satu di antara
pembicara sudah menebarkan rasa marah kepada pihak pemerintah dan menunjukkan
gelagat perlawanan lebih jauh.
Melihat suasana yang kian memanas itu, JK serta
merta mengambil mikrofon dan mulai berbicara.
“Ayo, siapa tadi yang berteriak menantang itu,
ayo maju ke sini. Jangan hanya tahu berdiri di tengah kerumunan lalu
bersembunyi. Ayo, kita berhadapan,” tantang JK. Kali ini JK benar-benar serius.
“Saya berasa di sini bersama teman-teman dari
Jakarta sebagai wakil pemerintah untuk menyelesaikan konflik ini. Kami datang
ke sini untuk meminta Saudara-Saudari semua berhenti bertikai. Tapi,
Saudara-Saudari semuanya tetap mau melanjutkan pertikaian, maka saya memberi
pilihan pada Anda semua.
“Pertama, anda berperang terus hingga titik
darah penghabisan. Biarkan saudara semua habis. Saya akan memberikan anda
senjata dan pelor, bagitu juga saya akan memberikan hal yang sama bagi lawan
Anda. Pilihan kedua, anda akan berhadapan dengan pemerintah. Kalau anda pilih
yang ini, dalam sejenak pemerintah akan mendrop pasukan khusus untuk melawan
Anda semua. Saya yakin Anda tidak akan mungkin menang melawan pasukan
pemerintah yang terlatih dan professional. Pilihan ketiga, anda berhenti
bertikai, duduk bicara untuk damai. Terserah Anda semua,” tegas JK, nadanya
begitu tegas.
Sontak, suasana gemuruh pun jadi tenang. Tak ada
yang bergerak. Sejak itulah rumusan tiga tawaran tersebut diusung oleh JK ke
mana pun. Tawaran ini juga kepada pihak-pihak yang bertikai di Ambon.
Ketika Hamid bertanya mengapa JK sebegitu berani
di tengah gerombolan orang yang sedang marah?
“Hamid, saya tidak mau pemerintah dihina dan
dicaci. Pemerintah harus mengambil tindakan tegas. Apa arti aparat negara jika
diperlakukan seperti itu? Harus ada perlawanan balik. Lagian, kita kan ke sana
dengan niat mendamaikan mereka. Saya tak peduli dengan risiko,” jawab JK.


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !