![]() |
| Aliansi Rakyat Merdeka |
JAKARTA - INDEPNEWS.Com :
Sesepuh pergerakan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) 1978,
Sukmadji Indro Tjahjono menilai, yang harus mundur dari adalah Andi Arief
sendiri, bukan Jumhur (dari BNP2TKI).
"Andi Arief meminta Jumhur mundur, karena
masuk PDIP. Alasannya, karena menjadi partisan. Lalu, berapa banyak menteri
yang jelas-jelas partisan karena sudah lama di partai politik?" kata Indro
kepada media, Kamis (13/3).
Indro, Sekjen Forum Aktivis 77-78, mengatakan,
logika Andi Arief tidak nyambung dan bisa menyesatkan.
Presiden SBY sendiri berasal dari Partai Demokrat, maka jika mengikuti logika
Andi Arief, maka seharusnya SBY mundur.
"Sebelum bicara tentang Jumhur, sebaiknya
Andi Arief bicara dulu sama bos-nya,
Andi Arief suruh SBY mundur karena sangat partisan sebagai Ketua Umum Partai
Demokrat," ujarnya.
Namun menurut Indro, Presiden SBY tidak perlu
mundur dari jabatan presiden, karena setelah menjadi pejabat publik, seseorang harus
lebih setia terhadap kepentingan negara ketimbang kepentingan parpol.
Seperti
diketahui, Jumhur Hidayat, Kepala Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat, menyatakan diri masuk ke
PDI-Perjuangan, Sabtu (8/3) lalu.
Indro
memberi semangat kepada Jumhur agar jangan mundur. "Lawan saja. Kalau Jumhur
dipecat oleh SBY, harus terlebih dahulu memecat semua Menteri SBY yang berasal
dari parpol, dan SBY sendiri harus mundur," tandas Indro.
"Saya minta SBY memecat Andi Arief, karena menyesatkan logika
publik. Jika tidak, maka Andi Arief harus meminta maaf kepada masyarakat,
karena sempat membuat masyarakat menjadi anti logika," tukasnya. (uc)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !