BANYUWANGI - INDEPNEWS.Com : Ketika pertama kali ditemui wartawan Independent News di rumah petani Pak Marso yang beralamat di dusun Possumur Rt.01/Rw.06 Desa Bengkak Kecamatan Wongsorjo. Pak Marso bercerita pengalaman pahit dan penderitaannya dalam bertani.
Pada awalnya Pak Marso membeli tanah seluas 1 hektar dan dia punya inisiatif sehingga akhirnya beliau membikin sumur bor bekerja sendiri berkisar 8 bulan, sehingga pada akhirnya selesai lah sumur bor tersebut yang ditotal menghabiskan dana kurang lebih 60 juta rupiah. dikarnakan mesinnya ganda mulai dari 2009 sampai saat ini bahkan hasil karya sumur bor Pak Marso bisa menghidupi masyarakat setempat dikarnakan daerah setempat mengalami kemarau panjang .
Pada saat media berkunjung ke rumah Pak Marso sempat menanyakan, “apakah ada kucurran dana bantuan dari instansi pertanian?” lalu dia menjelaskan dengan tegas kepada wartawan, “saya tdak perna dibantu dan tdak menerima bantuan dari instansi saya modal sendiri, hasil keringat sendiri” Jawab Pak Marso dengan lantang.
“Dan mulai tahun 2009 sumur bor tersebut bisa dialirkan untuk lahan petani sampai 2 Rt. Sehingga membuat lahan lahan petani bisa menanam jagung dan cabe yang menjadi sumber yang ditanam hingga saat ini menjadi sumber kesuksesan masyarakat di sini,” terangnya.
Nah inilah yang semestinya patut ditiru oleh petani lainya bisa berkerja dengan hasil keringat sendiri, bermodal sendiri dan berguna buat masyarakat banyak. Pada akhirnya Pak Marso diacungi jempol oleh masyarakat setempat dikarnakan daerah setempat di musim kemarau panjang yang mengalami kekeringan dan tandus di daerah tersebut. Karena adanya sumur bor tersebut petani bisa makmur dan bisa menggarap lahan - lahanya menjadi subur dan sukses. (Edy)
Pada awalnya Pak Marso membeli tanah seluas 1 hektar dan dia punya inisiatif sehingga akhirnya beliau membikin sumur bor bekerja sendiri berkisar 8 bulan, sehingga pada akhirnya selesai lah sumur bor tersebut yang ditotal menghabiskan dana kurang lebih 60 juta rupiah. dikarnakan mesinnya ganda mulai dari 2009 sampai saat ini bahkan hasil karya sumur bor Pak Marso bisa menghidupi masyarakat setempat dikarnakan daerah setempat mengalami kemarau panjang .
Pada saat media berkunjung ke rumah Pak Marso sempat menanyakan, “apakah ada kucurran dana bantuan dari instansi pertanian?” lalu dia menjelaskan dengan tegas kepada wartawan, “saya tdak perna dibantu dan tdak menerima bantuan dari instansi saya modal sendiri, hasil keringat sendiri” Jawab Pak Marso dengan lantang.
“Dan mulai tahun 2009 sumur bor tersebut bisa dialirkan untuk lahan petani sampai 2 Rt. Sehingga membuat lahan lahan petani bisa menanam jagung dan cabe yang menjadi sumber yang ditanam hingga saat ini menjadi sumber kesuksesan masyarakat di sini,” terangnya.
Nah inilah yang semestinya patut ditiru oleh petani lainya bisa berkerja dengan hasil keringat sendiri, bermodal sendiri dan berguna buat masyarakat banyak. Pada akhirnya Pak Marso diacungi jempol oleh masyarakat setempat dikarnakan daerah setempat di musim kemarau panjang yang mengalami kekeringan dan tandus di daerah tersebut. Karena adanya sumur bor tersebut petani bisa makmur dan bisa menggarap lahan - lahanya menjadi subur dan sukses. (Edy)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !