![]() |
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengadakan diskusi “Catatan Kritis Nawacita: Masihkah Optimis di Tengah Kegaduhan?” di Gedung Nahdlatul Ulama (NU) Lantai 5, Jakarta Pusat. (Ist) |
“Hingga sekarang belum ada usaha konkret BUMN agar Indonesia jangan lagi mengimpor garam, gula, tepung ikan, buah dan banyak lagi,” kata Sihol Manullang, Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP) dalam diskusi di Gedung Nahdlatul Ulama (NU) Jakarta, Senin (21/12).
Diskusi yang diselenggarakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), juga diisi dua pembicara lainnya, pengamat politik Karyono Wibowo, dan Ismail Ramadan, Dekan Fakultas Hukum Universitas Nasional.
Sihol mengatakan, jika BUMN tidak segera melakukan corporate action memenuhi kebutuhan konsumsi, Indonesia tidak akan mampu menekan impor bahan pangan yang tahun 2014 lalu sekitar Rp 300 triliun.
“Menambah devisa bukan hanya meningkatkan ekspor, tetapi juga dengan menekan impor, sehingga selisih nilai semakin besar. Saya yakin Presiden Jokowi memperhatikan masalah ini,” ujar Sihol.
Indonesia memiliki lautan seluas 3,544 juta km2, dengan garis pantai yang sangat panjang. Maka kalau kita masih impor garam, ada yang salah, ada yang tidak serius dan sengaja membiarkan masalah ini berkepanjangan.
Pakan ayam yang 10% di antaranya terdiri dari tepung ikan (fish meal), menjadi mahal, karena mayoritas fish meal masih kita impor. Tahun 2014, dari kebutuhan 90 ribu ton, hanya 10 ribu ton yang bisa kita produksi.
“Kita mempunyai BUMN yang bergerak dalam perikanan dan garam. Kenapa sampai sekarang belum juga swasembada? Berarti ada yang tidak serius, Pak Presiden harus mengetahui hal ini,” pungkas Sihol Manullang. (dd)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !