![]() |
| Hingga Kamis (2/8), terminal dan kios-kios pedagang masih tetap beraktivitas. (Foto : Sumanto) |
KLATEN-INDEPNews; Program pembangunan masjid agung di
bekas lokasi terminal bus induk Desa Jonggrangan, Klaten Utara segera
direalisasikan. Karena, setelah tender pembangunan Masjid Agung yang sedianya
dianggarkan Rp 14 miliar dan akhirnya hanya Rp 9,5 miliar itu, pihak pemkab
Klaten sudah mendapatkan pemenangnya.
Kepala
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten, Ir. Tajudin Akbar, tak mengelak jika kegagalan
tender beberapa waktu lalu mempengaruhi perencanaan atas pembangunan Masjid
Agung yang berlokasi di bekas Terminal Bus Induk Jonggrangan tersebut, menjadi
molor. Namun sekarang pembangunan masjid agung itu segera dilaksanakan. Sebab,
dengan desain dan rancang ayng dibuat pemkab dalam APBD Rp 14 miliar
dikeluarkan harga perkiraan sendiri lelang Rp 11,2 miliar, ada yang berani
dengan anggaran Rp 9,5 miliar.
Setelah
dinyatakan tak ada sanggahan, pemkab segera akan memproses kontrak dan surat perintah mulai
kerja (SPMK). Diharapkan, kalau lancar diperkirakan pengerjaan proyek bangunan
masjids agung dilaksanakan bulan Agustus ini.
Menurut
Tajudin, pembangunan lapak untuk para pedagang yang semula menempati lokasi
lingkungan terminal bus Jonggrangan, saat ini sudah memasuki tahap persiapan.
Pengadaan lapak itu merupakan satu paket dengan jumlah kios sebanyak 43 kios
dan lapak. Sedangkan lokasi kios dan lapak darurat tetap dihangun di kompleks
area terminal. "Lokasi kios dan lapak darurat akan dibangun di utara
terminal sesuai yang sudah disepakati bersama pedagang," ujarnya.
Sementara
itu, Kepala Dinas Perhubungan Klaten, Drs. Jaka Sawaldi mengatakan, setelah
adanya persetujuan DPRD, proses pembongkaran akan segera dilaksanakan. karena
telaH disetujui DPRD, tinggal memproses penghapusan aset dengan SK Bupati
Klaten. Adapun aset yang dihapus meliputi, seluruh bangunan di lokasi terminal
bus yang dibangun oleh Pemkab. "Setelah terminal dibongkar, parkir bus
sementara akan dipindahkan ke lokasi GOR Gelarsena. Namun pemindahan bus, masih
menunggu pembongkaran terminal oleh DPU," tambah Jaka Sawaldi.
Menurut
pemantauan, hingga Kamis (2/8) sebanyak 32 agen bus dan 8 pedagang yang
menempati kios-kios di kompleks terminal Bus Jonggrangan masih terlihat
melakukan aktifitasnya seperti biasanya. Para
agen bus tersebut berharap, selama ramadhan hingga pasca lebaran untuk melayani
arus balik, masih bisa menjalankan usaha mereka di kompleks terminal setempat.
Bahkan, mereka berharap jika diperbolehkan, tetap berusaha di lokasi setempat
sampai terminal baru selesai dibangun. "Adanya kemoloran pembangunan
masjid agung, sebenarnya para pedagang justru senang," ungkap Suseno,
seorang agen bus. (Anto)


0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !