Meski Pengawasan Ketat Daging Glonggongan dan Ayam Tiren Masih Beredar Di Pasaran INDEPNEWS.Com
Headlines News :
Home » , » Meski Pengawasan Ketat Daging Glonggongan dan Ayam Tiren Masih Beredar Di Pasaran

Meski Pengawasan Ketat Daging Glonggongan dan Ayam Tiren Masih Beredar Di Pasaran

Ditulis Oleh redaksi Kamis, 09 Agustus 2012 | 00.10

KLATEN-INDEPNews; Kendati pihak instansi terkait memperketat masuknya daging ternak dan hewan dari luar daerah, menjelang hari raya kali ini disinyalir daging sapi glonggongan dan daging ayam tewas kemarin (Tiren) dari luar daerah masih lolos masuk dan beredar di pasaran di wilayah Kabupaten Klaten.

Karena itu, masyarakat hendaknya berhati-hati kalau membeli daging di pasar harus jeli. Sehubungan itu, dihimbau pihak dinas/instansi terkait lebih meningkatkan pengawasan masuknya daging dari luar ke Klaten. Peredaran daging sapi glonggongan dan daging ayam tiren itu dinilai sangat merugikan masyarakat baik secara ekonomi maupun kesehatan.

"Jangan dibiarkan daging sapi glonggongan dan daging ayam tiren beredar di pasaran. Karena itu perlu dilakukan pengawasan ekstra ketat setiap daging masuk Klaten," ungkap Pembina Lembaga Bina Karya Usaha Masyarakat Klaten, Drs Budhi Susilo, Rabu (8/8).

Lebih lanjut dikatakan, kendati daging glonggongan itu umumnya berasal dari luar daerah, namun petugas dinas/instansi terkait sebaiknya juga mengawasi rumah-rumah pemotongan hewan di Klaten. Selain itu, pembina usaha kecil itu (Drs. Budhi Susilo-red) juga menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati apabila memilih daging sapi maupun ayam.

Daging sapi dan ayam yang sehat memiliki ciri tidak terlalu berair dan tak kering, beraroma khas daging dan berwarna cerah. Adapun kalau daging sapi dan ayam glonggongan memilki kadar air yang sangat banyak, sehingga jika disimpan di panci maka akan keluar air. Daging yang berkadar air tinggi tersebut akan mudah ditumbuhi kuman.

Menurut dia, penggelonggong daging sapi maupun ayam itu selain merugikan masyarakat konsumen, juga dinilai menyakiti hewan ternak, karena ternak dipaksa minum air sebanyak-banyaknya sebelum dipotong. Bahkan terkadang ternak terlanjur mati saat digelonggong, sebelum disembelih.

"Saya pernah melihat di luar daerah sejumlah ternak yang digelonggong sebelum giliran disembelih sudah mati," ungkap Budhi Susilo.

Disamping itu, tambahnya, air yang digunakan untuk menggelonggong tersebut adakalanya menggunakan air yang kotor, sehingga sangat dimungkinkan masuknya kuman ke dalam daging ternak yang akan disembelih tersebut.

"Memang merupakan kendala bagi pihak berwenang dalam pengawasan masuknya daging dari luar daerah. Karena Pemkab Klaten tampaknya belum mempunyai pelengkap hukum atau peraturan daerah yang mengatur tentang peredaran daging, sehingga petugas setengah hati dalam menindak praktek penyimpangan penjualan daging yang diduga bisa menimbulkan kerawanan terhadap kesehatan," ujar Budhi Susilo lagi.

Dibagian lain, dalam sidaknya tim Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten dan Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Bapel Kesmavet) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, di Pasar Kota petugas mendapati daging kepala ayam yang terlihat lembek dan berwarna pucat. Setelah diuji dengan cairan durante, daging terdapat noda darah warna merah dan hitam di permukaan daging itu. Dari pengujian warna daging itu berubah kehijau-hijauan, sehingga terbukti daging tersebut bangkai.

Menurut Kepala UPTD RPH Disperan Klaten, Murtopo, selain ayam tiren, pihaknya juga menemukan 2,25 kilogram hati daging sapi yang sudah membusuk. Hati sapi tersebut sudah berwarna cokelat kehitam-hitaman, dan tak sehat. Sampel daging tersebut disita, karena mengandung zat berbahaya dan tak layak konsumsi, dan dimusnakan.

Terpisah, Kasi Pengujian Bahan Asal Hewan, Bapel Kesmavet, Saiful Latif mengatakan daging dan hati yang ditemukan tim sidak, terbukti bangkai dan tidak layak dikonsumsi. Untuk mendapat kepastian, daging tersebut akan diujikan di laboraturium. Pengujian perlu dilakukan karena meski kuman mati saat di masak, daging tersebut sangat berbahya kalau masuk ke dalam tubuh manusia. (Anto)
Bagikan Berita :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

BERITA POPULER

Cari Blog Ini

 


Copyright © 2011. INDEPNEWS.Com - All Rights Reserved