![]() |
| Foto kenangan korban tewas ditembak perampok, Sido Suroso warga Ponowaren Tawangsari (Foto:Armin) |
SOLO-INDEPNews; Malang
nian nasib yang menimpa Bendahara Kantor Kementrian Pekerjaan Umum Pusat (PU)
Sido Suroso (46). Berusaha mempertahankan tas berisi uang Rp 150 juta yang baru
saja diambil dari Bank, nyawanya jadi taruhannya.
Warga Dukuh Badran, Desa Ponowaren, Kecamatan
Tawangsari, Kabupaten Sukoahrjo, tewas setelah dadanya tertembus timah panas
kawanan permapok. Korban tewas di depan SS Com, Kentingan, Jebres, Solo, Rabu
(1/8) siang sekitar pukul 12.00 WIB.
Informasi yang dihimpun Independent News
Online menyebutkan, sekitar pukul 12.15 WIB, Sido Suroso bermaksud membeli
mouse komputer di SS Com, Jalan Ki Hajar Dewantara, Kentingan, Jebres. Korban
yang naik mobil Avanza bersama sopirnya, Wijianto, begitu sampai tempat
kejadian perkara (TKP), didekati dua lelaki berboncengan sepeda motor.
Ketika
akan masuk toko SS Com, tas yang dibawa korban dirampas perampok. Karena
tas yang dibawa berisi surat surat penting dan uang tunai Rp 150 juta, korban
berusaha mempertahankan. Sehinga, terjadi tarik menarik antara korban dengan
pelaku.
Mengetahui sasarannya berusaha melawan,
pelaku langsung mengancam korban dengan senjata api. Merasa jiwanya terancam,
korban melepas tas miliknya. Sementara pelaku kabur ke arah Solo.
Takut tas miliknya melayang, korban
berusaha mengejar permapok. Namun, ketika dekat korban tersungkur setelah
ditembak pelaku. Selesai menghabisi korban, tersangka langsung kabur mengendari
sepeda motor bersama temannya.
Melihat korban terjatuh, oleh warga
sekitar langsung dibawa ke RS Dr Oen Kandang Sapi, Jebres. Namun, jiwa korban
tidak tertolong karena peluru yang dilepaskan penjahat tembus mengenai jantung
korban. Tidak lama kemudian, satuan petugas Polrestabes Solo langsung melakukan
olah TKP.
![]() |
| Orang tua korban penembakan perampok, Sulardi warga Ponowaren Tawangsari (Foto : Armin) |
Pasrah
Menurut rencana jenazah Roso panggilan
akrab Sido Suroso, akan dimakamkan di kampung halamannnya Ponowaren,
Tawangsari. Kabar meninggalnya bapak tiga anak hasil perkawaninanya dengan
Alimah itu, diterima orang tuanya Pasa Rabu siang.
Begitu mendengar kabar kematian korban,
sanak saudara dan warga langsung menyampaikan bela sungkawa. Roso yang sudah
pindah KTP Jakarta, sekitar tiga tahun mendapat tugas kantor mengurusi pembebasan
tanah untuk jalan Tol Solo-Semarang dan Solo-Ngawi.
Karena orang tuanya, Sulardi (76 )
sakit-sakitan Roso memilih tidur di Ponowaren daripada di hotel. Setiap Senin
pagi, Roso pulang ke Solo dan Jumat sore kembali ke Jakarta, papar ayah korban,
Sulardi kepada Independent News Online di rumahnya, Rabu sore.



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !