G-30S-PKI & Arifin C Noor, Soekarno Laksana Tuhan INDEPNEWS.Com
Headlines News :
Home » , , » G-30S-PKI & Arifin C Noor, Soekarno Laksana Tuhan

G-30S-PKI & Arifin C Noor, Soekarno Laksana Tuhan

Ditulis Oleh redaksi Selasa, 01 Oktober 2013 | 00.56

Caption Foto : Pementasan Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C Noor [SM] 
JAKARTA - INDEPNEWS.Com : Untuk kedua kalinya kuulang kisah ini, pengalaman nyata bersama Syah Sabur, rekan saya sesama wartawan Suara Pembaruan (1993), kini di Metro TV.

Bambang Soebendo (Alm), Redaktur Budaya Suara Pembaruan, menugaskan saya dan Sabur meliput resepsi makan malam ulang tahun Teater Ketjil, yang dipimpin Arifin C Noor. Dramawan kawakan inilah yang menyutradarai film G-30S-PKI dan Serangan Umum Satu Maret.

Seusai makan malam, saya dan Sabur menunggu suasana hingga sepi, supaya berkesempatan wawancara khusus dengan Arifin. Syukur, saat yang dinanti akhirnya tiba.

Setelah bicara hampir satu jam, saya berujar: “Pak Arifin, ini pertanyaan terakhir. Apa sih proses kreatif di balik film G-30S PKI?”

“Saya mau jawab, tetapi matikan dulu tape recorder Anda. Saya minta ini benar-benar off the record, jangan ditulis,” katanya sembari menunjuk tape rocoder yang dipegang Sabur.

“Oke, tape sudah dimatikan. Kami menanti kisah Pak Arifin,” jawab saya sembari menyodorkan tape yang sudah dimatikan, dan kasetnya sengaja dibuka.

Dengan wajah serius, ia bertutur: “Sebetulnya bukan keinginan saya membuat film G-30S-PKI. Sungguh, bukan. Waktu saya mengajukan ijin membuat film tentang Soekarno. Saya adalah pengagum Soekarno sejak kecil. Kalau melihat Soekarno mengenakan peci hitam, laksana melihat Tuhan.” katanya.

“Ketika saya mengajukan ijin, apa yang terjadi? Hanya diperbolehkan kalau saya terlebih dahulu membuat film G-30S-PKI. Karena saya sangat ingin membuat film Soekarno, syarat itu saya jalani. Tetapi, ketika film sudah selesai dan saya menyinggung permintaan awal, masih tak diberi ijin, disuruh lagi membuat film Serangan Umum 1 Maret lagi,” tuturnya, diselingi napas panjang, berkali-kali.

Sungguh berbeda melihat Arifin di atas panggung dengan jarak dekat, hanya puluhan senti. Garis-garis wajahnya terlihat nyata, napasnya terdengar, sorot matanya terlihat natural. Tanpa tata rias seperti yang lajim di pentas. Ia bukan sedang memerankan orang lain, hanya sebagai dirinya sendiri.

“Film Serangan Umum 1 Maret selesai, saya kembali menagih janji.” Ia terdiam.

“Janji tak ditepati, saya putus asa sendiri.” katanya dengan nada sendu. Matanya berkaca-kaca. Seperti dikomando, saya dan Sabur berpandangan, tak tega lagi melontarkan pertanyaan baru. Hening.

Arifin menatap Sabur, kemudian menatap saya. Semua dalam diam.

“Terima kasih banyak Pak Arifin,” kata saya sembari menyalamnya. Ia menggemgam tanganku dengan erat.

Dalam tulisan kami, ihwal film G-30S-PKI tak disinggung. Kala itu Soeharto masih kuat-kuatnya, kami tak mau dibredel ke dua kali, setelah Sinar Harapan berganti nama menjadi Suara Pembaruan.

Hormat saya untukmu Bung Arifin C Noor, pengagummu, yang suatu kali terhenyak-henyak ketika menonton lakon Sumur Tanpa Dasar (STD), karya legendarismu, di GK Rumentang Siang, Bandung. [SM] 
Bagikan Berita :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

BERITA POPULER

Cari Blog Ini

 


Copyright © 2011. INDEPNEWS.Com - All Rights Reserved